Perlu Inovasi Sejalan Zaman

Mut/S-4
31/3/2017 06:01
Perlu Inovasi Sejalan Zaman
(ANTARA/FB Anggoro)

Perlu Inovasi Sejalan Zaman

UPAYA pemerintah dalam menggenjot pendidikan vokasi, terutama di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK), patut diapresiasi.

Hanya, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan vokasi di Tanah Air harus mengedepankan inovasi sehingga sejalan dengan perkembangan zaman.

Terlebih, menurut Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Qudrat Nugraha, tak dimungkiri dunia kerja selalu membutuhkan sumber daya manusia yang bukan saja andal dalam satu fokus bidang tertentu, melainkan juga mampu memenuhi kebutuhan pasar konsumen.

"Pendidikan vokasi yang dicanangkan pemerintah sudah bagus. Akan lebih bagus lagi kalau ada inovasi besar dalam segala aspek pelaksanaannya," ujar Qudrat saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Sebagai contoh, ungkap dia, perlu inovasi yang memungkinkan pembukaan jurusan baru, seperti maritim, pangan, atau bidang prioritas pemerintah lain.

Selain itu, proses rekrutmen guru di SMK, khususnya guru produktif, semestinya menggunakan sistem baru berbasis teknologi.

Menurutnya, jika pemerintah tidak segera memikirkan cara efektif menjaring calon guru produktif yang mampu mengajar di SMK dengan keahlian pada bidang tertentu, persoalan kekurangan guru SMK hampir dipastikan akan terus terjadi.

"Guru produktif harus memenuhi syarat. Salah satu syaratnya, profesional yang punya full skill, tapi biasanya mereka yang punya kemampuan memilih bekerja di luar profesi guru dengan gaji lebih besar sehingga sampai kapan pun kalau persoalan ini tidak diatasi ya akan terus kekurangan guru," tukasnya.

Meskipun begitu, Qudrat menilai pemerintah telah berupaya mengatasi persoalan kekurangan guru dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada kalangan profesional.

Persoalan guru senyatanya bukanlah satu-satunya batu sandungan dalam perkembangan pendidikan vokasi.

Tantangan lain ialah peralatan penunjang praktik keahlian bagi siswa SMK.

Selain membutuhkan biaya yang cukup besar, kecenderungan alat yang dipilih tidak mampu bertahan lama alias ketinggalan zaman.

"Jangan sampai kita beli banyak dalam setahun, tapi sudah enggak dipakai karena tidak up to date lagi. Jadi penting inovasi serta pengetahuan yang sesuai kebutuhan dan kemajuan zaman," cetusnya.

Senada, Koordinator Lapangan Forum Peduli Pendidikan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia Marlock menyatakan pentingnya semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun industri, untuk mengetahui kemampuan serta keahlian yang dibutuhkan.

Tujuannya ialah agar lulusan yang dihasilkan benar-benar terserap dunia kerja.

"Satukan persepsi tentang link and match. Hard skill saja tidak cukup. Soft skill-nya harus diutamakan yakni sikap dan perilaku. Sekarang apakah kurikulum tentang hal itu sudah tersedia?" tanya Marlock.

Menurut Marlock, negara melalui pemerintah atau dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai menyadari hal tersebut.

Ini terbukti dengan keberadaan pendidikan karakter yang diharapkan mampu menjadi bekal untuk lebih kuat menghadapi tantangan dan tuntutan di masa depan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya