Menggagas Atmosfer Bisnis yang Positif dan Berdampak Sosial

Retno Hemawati
31/3/2017 03:41
Menggagas Atmosfer Bisnis yang Positif dan Berdampak Sosial
(DOK. BIG CIRCLE)

STASIUN televisi Metro TV bakal segera menanyangkan program baru perdananya, Big Circle, pada Minggu, 2 April 2017.

Secara rutin, program itu akan tayang setiap Minggu pukul 19.30 WIB dengan durasi 1 jam.

Acara itu akan dipandu Andy F Noya yang akan ditemani Maria Harfanti.

Dalam tayangan perdana Big Circle, Andi F Noya akan kedatangan tamu spesial Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang akan memberikan perspektifnya tentang ekonomi kreatif di Indonesia.

Selain itu, tujuh mentor Big Circle juga akan hadir untuk memberikan saran dan masukan sesuai dengan keahlian masing-masing.

Mereka ialah CEO, Founder YCAB Foundation, social entrepreneur Veronica Colondam; Founder OMG Creative Consulting Yoris Sebastian; Founder Gambaran Brand, local brand specialist Arto Soebiantoro; CEO, Founder Inkara Brand Consulting Danton Sihombing; CEO, Co-Founder Tokopedia William Tanuwijaya; CEO, Founder Young on Top Billy Boen; serta penulis, pegiat pendidikan Rene Suhardono.

Bersama-sama, mereka akan mencari solusi untuk menciptakan atmosfer bisnis yang positif dan berdampak sosial.

"Bisnis itu bagus, tapi akan lebih bagus jika bisnis mempunyai dampak sosial bagi sekitarnya," kata Andy saat memaparkan program Big Circle.

Hal itu didukung pendapat Veronica yang memberikan penekanan bisnis sociopreneur.

"Bisnis sociopreneur itu adalah pemberdayaan masyarakat. Makanya menjadi sociopreneur harus punya niat yang kuat," kata dia.

Andy melanjutkan dengan contoh nyata, ada sociopreneur Andi Hilmy Mutawakkil dan rekannya yang tergabung dalam Gen Oil yang mampu memberdayakan sekelompok preman di Makassar.

"Para preman itu, mereka berdayakan dengan cara dimintai tolong untuk mengumpulkan minyak-minyak yang sudah menghitam bekas menggoreng dari para pedagang kaki lima. Minyak jelantah itu dijadikan biodiesel. Ini kan upaya yang bagus."

Rhenald Kasali, pakar manajemen dan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, mendukung keberadaan dan tumbuhnya sociopreneur.

Dia berpendapat jumlah entrepreneur di Indonesia terus tumbuh dan bertambah banyak.

Namun, entrepreneur ini belum banyak yang berjiwa sociopreneur.

"Keberadaan sociopreneur ini penting mengingat kita harus mengimplementasikan cita-cita founding fathers kita, Bung Karno dan Bung Hatta, yang meyakini gotong royong sebagai motor perekonomian Indonesia," kata dia.

Dengan alasan itulah Andy kemudian ingin program baru Big Circle itu akan lebih banyak dilihat banyak pemirsa Metro TV dan menginspirasi lebih banyak orang di seluruh Indonesia.

Matinya start-up

Di pusat dan simbol kesuksesan perusahaan start-up di seluruh dunia Silicon Valley terdapat ungkapan umum, 9 dari 10 perusahaan start-up mengalami kegagalan.

Kesimpulan itu berdasarkan pengalaman yang kemudian menjadi gambaran betapa butuh kerja keras untuk membangun, mempertahankan, mengembangkan sebuah start-up, serta peka zaman.

Di Indonesia, banyak start-up yang pada awal muncul begitu gagahnya, tetapi kemudian tidak lagi terdengar dalam kurun waktu yang relatif singkat.

Pasar memang diketahui banyak maunya, sayangnya mereka ialah penentu.

Start-up yang gagal bertahan umumnya karena tidak peka dengan segera memenuhi apa yang diinginkan pasar.

Pada 2016, Foodpanda, layanan pesan-antar makanan melalui laman atau aplikasi resmi, tutup beroperasi di Indonesia.

Mereka hanya mampu bertahan selama empat tahun dan selama itu telah melakukan ekspansi hingga ke beberapa kota besar.

Sayangnya, mereka terlibas oleh kehadiran start-up ride-hailing seperti Go-Jek dan Grab.

Tentu saja Foodpanda tidak sendiri mengalami kegagalan.

Pada masa yang hampir bersamaan, perusahaan start-up lain mulai kelimpungan dan kemudian memutuskan untuk menutup usaha, sebutlah Yes Boss, Halo Diana, Shopious, Jade, Coral, Ensogo, Rakuten, dan Open Rice.

Mereka seperti kesusahan untuk bersaing, terutama dengan kompetitor di market serupa seiring dengan makin sesaknya start-up yang terjun dalam kelompok ini.

(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya