Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BEREDARNYA video anak usia sekolah tingkat SD yang viral di media sosial dengan membawa simbol agama tertentu dinilai sejumlah kalangan dapat menebar kebencian dan mengancam ke bhinnekaan. Lebih dari itu, orang tua diharapkan tidak menjadikan anak sebagai alat dan corong orang dewasa.
“Anak anak kita jangan menjadi corong orang dewasa, mereka harus diberikan kebebasan berpikir, wawasan keberagaman dan kebhinnekaan harus ditanamkan. Kasus video ini jangan kita diamkan,” kata Koordinator Yayasan Cahaya Guru, Heni Supolo pada diskusi Darurat Pendidikan di Indonesia di Jakarta, Selasa ( 28/3).
Para guru, lanjut Heni, mempunyai tanggungjawab agar anak-anak tidak digiring pada kebenaran tunggal yang mengakibatkan anak tidak dapat bekerja sama satu sama lain dan antikeberagaman. “Mari ita terus membina anak anak kita dengan melatih nalar dan mengolah informasi dengan benar,” tukas Heni yang juga seorang guru.
Muhammad Hafiz dari Human Rights Working Group (HRWG) juga mengingatkan berdasarkan riset hingga 2015 terdapat kecendrungan meningkatkan nya intoleransi di kalangan pelajar dan anak muda. “Nah , video anak SD ini dapat mendorong intoleransi tersebut,”ujarnya.
Menurut dia, faham intoleransi dapat terjadi oleh tiga faktor yakni dari guru, orang tua dan internet. Ia menegaskan sejatinya agama apapun tidak mengajarkan kekerasan bahkan semua agama didunia mendorong perdamaian.
“Kita yakin tidak ada agama menebar kekerasan sejatinya agama menebar perdamaian .Yang kita tolak adalah simbol agama untuk kekerasan dan memperalat anak menumbuhkan kekerasan,” tegasnya.
Hemat dia, nilai agama untuk membangun masyarakat yang damai dan pembangunan toleransi jangan sebatas formalitas, Negara harus membuat pencegahan dalam kampanye intoleransi. "Jika negara bisa bersikap tegas terhadap aksi terorisme namun masih gamang mencegah aksi intoleransi,” tandasnya.
Guru Besar UI, Irwanto menegaskan video anak SD tersebut merupakan bentuk kekejaman dan kejahatan orang tua pada anak anak. “Sifat anak selalu ingin tahun, ingin bergaul dan banyak nilai kebaikan yang dimiliki anak. Nah , tugas orang tua mengajarkan dan mengembangkan kebaikan mereka bukan malah mengotorinya menebar kebencian," tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Ilma Sovri Yanti dari Satgas Perlindungan Anak mengemukakan terdapat indikasi upaya memperalat anak dalam Pilkada DKI Jakarta, Ia mengungkap adanya surat seorang siswa kepada teman sekolahnya menyinggung salah satu paslon tertentu bernada menebar kebencian dan rasis. “”Informasi yang saya dapat orang tua anak tersebut amat menyesalkan kejadian ini yang membuat anak anak ikut terpengaruh dalam konteks Pilkada DKI," ungkap Ilma.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved