Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
ADA kabar menyenangkan bagi para pecinta keju. Sebuah penelitan dari University College Dublin menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi banyak makanan dengan kandungan keju, lebih kurus dibandingkan mereka yang tidak suka karena pada dasarnya keju tidak menaikkan tingkat kolesterol.
Para peneliti tersebut melihat dampak dari konsumsi produk susu seperti susu, keju, yogurt, mentega, dan krim pada 1.500 orang berusia 18-50 tahun.
Mereka menemukan bahwa mereka yang lebih banyak mengonsumsi jenis makanan tersebut memiliki indeks massa tubuh, tekanan darah, dan persentase lemak tubuh lebih rendah, serta pinggang yang lebih kecil.
Penemuan tersebut cukup berlawanan dengan pedoman kesehatan saat ini dalam hal membatasi konsumsi lemak jenuh (terdapat dalam keju) untuk menjaga tingkat kolesterol tetap rendah untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Penemuan tersebut cukup berlawanan dengan pedoman kesehatan saat ini dalam hal membatasi konsumsi lemak jenuh (terdapat dalam keju) untuk menjaga tingkat kolesterol tetap rendah untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.Namun, studi tersebut menyebutkan bahwa lemak jenuh pada keju tidak meningkatkan kolesterol darah karena memiliki nutrisi unik.
"Yang kami lihat pada konsumen keju tingkat tinggi adalah mereka memiliki asupan lemak jenuh yang lebih tinggi namun tak ada perbedaan dalam hal kolesterol jahat (LDL)," tukas pemimpin studi Emma Feeney.
Ia menambahkan, tak hanya perkara nutrisi, namun juga matriks di mana lokasi makan keju dan bagaimana pola makan secara keseluruhan. "Ini tak hanya tentang makanan, namun juga bagaimana pola makan pada makanan lain," tegasnya.
Menariknya, para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang makan lebih banyak keju juga cenderung lebih banyak mengonsumsi karbohidrat.(OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved