Cegah Kebakaran melalui Masyarakat

Ric/H-2
16/3/2017 03:41
Cegah Kebakaran melalui Masyarakat
(ANTARA/Rony Muharrman)

SEBANYAK 218 desa di sejumlah daerah rawan kebakaran lahan dan hutan masuk skema inisiatif pencegahan kebakaran berbasis masyarakat.

Seluruh desa dengan luas total 1,5 juta hektare tersebut digandeng secara khusus oleh Fire Free Alliance (FFA).

Dalam upaya pencegahan kebakaran, organisasi yang terdiri atas perusahaan-perusahaan di bidang perkebunan, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra terkait lainnya itu mengaku pada 2016 berhasil menurunkan tingkat kebakaran antara 50% dan 90% dari sebelumnya.

"Salah satunya ialah dengan memuat peta risiko kebakaran," kata anggota pencegahan kebakaran Riau Andalan Pulp and Paper Craig R Tribolet yang merupakan salah satu anggota FFA di Jakarta, kemarin.

Peta tersebut dibentuk sejak 2014 dan diperbarui setiap dua tahun. Dalam peta, area perusahaan dibagi menjadi empat kategori, yakni risiko kebakaran ekstrem, tinggi, sedang, dan rendah.

"Tidak ada yang namanya tidak berisiko. Semua pasti berisiko kebakaran," katanya.

Dengan adanya peta risiko kebakaran, perusahaan dapat melihat lanskap seluruh kawasan, termasuk lokasi adanya masyarakat.

Masyarakat yang berada pada lokasi tersebut akan didatangi dan didampingi pihak perusahaan dan LSM untuk diarahkan agar mereka bisa mencegah kebakaran di wilayah masing-masing.

Pendekatan kepada masyarakat dalam upaya mencegah kebakaran lahan dan hutan juga dinilai penting oleh Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kemenko Perekonomian Prabianto Mukti Wibowo.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan 67% kebakaran disebabkan manusia.

"Karena itu, kita minta masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar," ucapnya.

Untuk mencegah kebakaran, lanjutnya, perusahaan harus ketat dalam menjaga kawasan lahan dan patuh pada aturan yang ditetapkan pemerintah.

Karena itu, penegakan hukum atas kasus kebakaran akan terus ditingkatkan.

"Ada sanksi yang diterapkan terhadap perusahaan yang tidak memenuhi standar yang kita tetapkan," ujar Prabianto.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya