Penanganan Kanker Butuh Tim Terpadu

Richaldo Y Hariandja
14/3/2017 08:38
Penanganan Kanker Butuh Tim Terpadu
(Dokter spesialis kanker, dr Dody Ranuhardy SpPD KHOM, saat seminar kanker di RS Mitra Keluarga, Bekasi---MI/BARY FATAHILLAH)

PELAYANAN kanker di rumah sakit (RS) tidak bisa hanya mengandalkan satu bidang keahlian dokter. Diperlukan tim yang mencakup para pakar multidisiplin ilmu untuk melakukan penanganan komprehensif.

"Dulu dokter bergerak berdasarkan diagnosis pribadi. Operasi dan pengobatan dilakukan sendiri, padahal kerja parsial itu membuat kesalahan diagnosis bisa sampai 30%," ujar dokter pakar onkologi RS Mitra Keluarga Bekasi, Dody Ranuhardy, dalam seminar bertajuk A Multi Disciplinary Approach for Cancer Therapy di RS tersebut, Sabtu (11/3).

Tim multidisiplin, lanjut dia, akan membahas penyakit kanker seorang pasien. Sistem yang sudah banyak diterapkan di luar negeri itu diyakini dapat menghindari kesalahan diagnosis dan pengobatan.

Sejak dua tahun lalu, kata Dody, RS Mitra Keluarga Bekasi telah memiliki tim multidisiplin. Tim itu berisikan dokter bedah, dokter spesialis bedah onkologi, onkologi medik, ginekologi onkologi, dan spesialis radiologi.

Nantinya, kata Dody, semua RS yang melayani kemoterapi di seluruh Indonesia diharuskan memiliki tim multidisiplin. Regulasi terkait tengah disusun dan akan dikeluarkan dalam bentuk peraturan Menteri Kesehatan. Namun, jika dilihat dari kesiapan sarana, infrastruktur, dan sumber daya manusia, baru kota-kota besar yang memenuhi persyaratan.

"Itu pun baru 25%-30%. Jadi nantinya akan ada sistem RS rujukan nasional yang dijadikan pusat pelayanan kanker," tambah Dody.

Menurutnya, permasalahan terbesar ialah minimnya tenaga ahli. Contohnya, dokter spesialis onkologi medis hanya 84 orang di Indonesia, 20 di antaranya berada di Jakarta.

"Karena itu, pemerintah nantinya akan membekali para dokter penyakit dalam di beberapa wilayah terpencil untuk dapat memberikan obat kemoterapi karena jumlah spesialis onkologi kita sangat kurang. Di Kalimantan saja hanya satu orang."

Sementara itu, Direktur RS Mitra Keluarga Bekasi Nurvantina Pandina menyatakan pihaknya akan membuka layanan kemoterapi.

"Harapannya, setiap pasien kanker di wilayah Bekasi tidak perlu jauh menuju Jakarta untuk pengobatan. Jadi tidak akan ganggu fisik dan psikis dari penderita. Semua bisa dilakukan di rumah sakit dekat mereka," ucap dia. (Ric/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya