Olah Sampah, Produksi Pakan Ikan

MI
06/3/2017 08:27
Olah Sampah, Produksi Pakan Ikan
(: Seorang warga menebar pakan ikan di kolam budi daya ikan Nila milik kelompok tani Mina Ngudi Mulyo Desa Pakurejo, Bulu, Temanggung---ANTARA/Anis Efizudin)

MENUMPUKNYA sampah organik yang berasal dari rumah tangga masih menjadi problem yang sulit terpecahkan. Sampah itu mudah membusuk sehingga mengganggu lingkungan.

Namun, di tangan tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, yakni dari Ika Bayu Kartikasari, Fatma Wahyu, dan Siti Hariyati, sampah itu justru menjadi peluang bisnis. Ketiga mahasiswa jurusan teknik lingkungan itu memanfaatkan sampah organik sebagai media tumbuh kembang larva lalat black soldier fly (BSF). Selanjutnya, larva lalat BSF itu mereka olah menjadi produk pelet ikan.

Produk pelet ikan yang diberi nama Magood Lelet Ikan itu sempat membawa ketiganya mendapat penghargaan juara ketiga dalam kompetisi entrepreneurship UTU Awards yang diselenggarakan Universitas Teuku Umar (UTU) di Meulaboh, Aceh, beberapa waktu lalu.

Mengapa lalat BSF? Menurut Ika Bayu Kartikasari, lalat BSF memiliki keistimewaan, yakni tidak membawa kuman penyakit. Tidak seperti lalat-lalat lainnya yang apabila pernah hinggap di sampah lalu hinggap di makanan dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, larva lalat BSF memiliki kandungan protein yang tinggi.

"Lalat BSF ini larvanya sangat rakus dalam mengurai aneka sampah organik, seperti sisa nasi, sisa sayuran, dan daun-daunan kering. Setelah melaksanakan tugasnya mengurai sampah, larva lalat kita panen untuk membuat pelet," ungkapnya dalam keterangan tertulis.

Siti Hariyati menambahkan, untuk membuat lalat BSF mau hinggap dan bertelur di sampah organik, ada trik-trik tersendiri. Menurutnya, sampah organik harus diisolasi terlebih dahulu agar tidak ada jenis lalat lain yang hinggap di sana. Kemudian barulah mereka menempatkan beberapa indukan lalat BSF di sampah organik tersebut.

"Ketika lalat BSF telah hinggap di suatu media, dipastikan lalat-lalat yang lain tidak akan hinggap di media tersebut, karena sudah menjadi daerah teritorialnya lalat BSF. Setelah itu akan bermunculan larva yang memakan sampah," ujarnya.

Larva yang telah memasuki fase prepupa dipisahkan, kemudian dioven sampai kering, dan dijadikan serbuk. Serbuk larva lalu dicampur dengan bahan-bahan lain seperti dedak, bekatul, air, dan tepung kanji. "Setelah tercampur dengan baik, barulah dicetak, dikeringkan, dan dibentuk menjadi ukuran standar pelet pakan ikan," jelas Fatma Wahyu.(RO/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya