11 Telur Komodo Menetas di Lembaga Konservasi

RO/MIOL
05/3/2017 09:33
11 Telur Komodo Menetas di Lembaga Konservasi
(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

SEBELAS telur Komodo dinyatakan telah menetas pada Kamis (2/3) di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Menetasnya telur Komodo ini merupakan salah satu hasil dari upaya pelestarian satwa liar yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui konservasi ex-situ di lembaga konservasi.

Keberhasilan penetasan telur komodo (Varanus komodoensis) itu sekaligus membuktikan bahwa satwa tersebut dapat bertahan hidup dan bertelur di luar habitat aslinya.

Siaran pers yang diterima Media Indonesia.com menyebutkan masih terdapat 10 telur Komodo lainnya yang ditunggu untuk menetas. Komodo akan mengerami telurnya sekitar tujuh hingga delapan bulan, dengan musim kawin (mating season) sekitar Mei dan Agustus.

Reptil raksasa ini merupakan satwa liar yang dilindungi Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah Nomor.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Satwa yang termasuk dalam daftar IUCN Red List, dengan status rentan secara populasi ini memiliki habitat asli di Taman Nasional Pulau Komodo, yang terletak di antara Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Data 2016 populasi Komodo di Taman Nasional (TN) Komodo tercatat sebanyak 3.012 ekor, yang tersebar di lima pulau yaitu Pulau Padar, Pulau Rinca, Pulau Komodo, Pulau Gili Motang, dan Pulau Nusa Kode.

Jumlah populasi tersebut dipengaruhi oleh masa kawin yang singkat dan ancaman gangguan terhadap habitat alaminya. Menyusutnya jumlah individu betina produktif yang hidup di habitat alaminya, sehingga perbandingan jumlah antara jantan dan betina sebesar 3:1, juga turut memengaruhi populasi.

Balai TN Komodo KLHK rutin melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung konservasi satwa Komodo antara lain berupa pengamanan hutan, inventarisasi satwa mamalia besar (sebagai pakan Komodo), dan translokasi Komodo ke pulau yang memiliki daya dukung tinggi.

Dengan demikian, upaya konservasi yang dilakukan KLHK dan lembaga konservasi, diharapkan dapat menjaga satwa langka ini dari ancaman kepunahan, sehingga komodo yang dijuluki sebagai World Last Dragon, dapat tetap menjadi kekayaan warisan dunia (world heritage) yang dimiliki Indonesia.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya