Jumlah Wisman 2016 tidak Capai Target

Putri Rosmalia Octaviyani
16/2/2017 16:28
Jumlah Wisman 2016 tidak Capai Target
(ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Desember 2016 sebanyak 1,11 juta wisman. Dengan demikian secara akumulatif, total kunjungan wisman pada 2016 ialah 11,52 juta yang berarti di bawah target kunjungan wisman yang diproyeksikan Kemenpar, sebesar 12 juta wisman.

"Kami mengumpulkan data yang didapat dari imigrasi dan bekerja sama dengan Kemenpar untuk mengumpulkan data roaming di pos-pos lintas batas yang tidak terpantau imigrasi sejak Oktober 2016 lalu," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, kemarin.

Suhariyanto mengatakan, hingga kini BPS masih terkendala dalam mengumpulkan data wisman di pintu-pintu masuk Indonesia. Saat ini, dari 29 kabupaten yang bersebelahan langsung dengan negara tetangga, baru ada 10 kabupaten yang ter-cover imigrasi hingga pendataan dapat berjalan dengan baik.

"Sementara 19 kabupaten lainnya selama ini belum terpantau, selain dari menggunakan data roaming yang kami ambil dari operator Telkomsel sejak Oktober 2016," ujar Suhariyanto.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), I Gde Pitana, di kesempatan yang sama mengatakan, pada dasarnya, jumlah wisman pada 2016 bukan tidak mencapai target.

Namun, penghitungan belum di lakukan dengan menyertakan data secara utuh. Saat ini, menurut data Kemenpar, jumlah wisman sepanjang 2016 ialah sebanyak 12.023.971 wisman atau naik sebesar 15,54% dibanding tahun 2015 yang berjumlah total 10,41 juta wisman.

Angka tersebut didapat setelah dilakukan penggabungan dengan data roaming atau Mobile Positioning Data (MPD) bulan Januari--September 2016 yang tidak disertakan BPS didata yang mereka rilis.

"Ada 4,2% atau sekitar 504 ribu wisman yang tercatat MPD selama Januari--September. BPS tidak menyertakan karena sesuai dengan ketentuan, BPS tidak diperbolehkan menggunakan data ekstrakulasi atau penghitungan ke belakang sebelum keputusan penggunan metode MPD dimulai," ujar Pitana.

Dikatakan Pitana, sistem perhitungan wisman setiap tahunnya memang belum pernah dilakukan dengan kesamaan secara penuh atau apple to apple. Berbagai perkembangan yang terjadi seperti penambahan pintu masuk, akses, hingga perubahan metode hitung menjadi alasannya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya