Kontribusi Wisman Cross Border Minim

MI
04/1/2017 09:32
Kontribusi Wisman Cross Border Minim
(ANTARA/Ahmad Subaidi)

PENDATAAN masih menjadi titik lemah di hampir semua kementerian hingga kini, termasuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Hal tersebut disadari Kementerian Pariwisata.

Pada penghitungan kunjungan wisman yang dirilis BPS tahun lalu diketahui sebanyak 9,73 juta merupakan kunjungan wisman reguler dan 370.900 merupakan kunjungan WNA yang memasuki wilayah Indonesia melalui pos pelintas batas. Sisanya 306.500 merupakan kunjungan singkat WNA lain.

Penghitungan kunjungan wisman yang dianut pemerintah itu memang sesuai standar global dari United Nation World Tourism Organization.

Namun, model penghitungan wisman seperti itu menimbulkan pertanyaan karena ada penambahan perhitungan dengan mengikutsertakan kunjungan WNA melalui pos pelintas batas, dan kunjungan WNA khusus lainnya kurang dari satu tahun, terdiri atas yang tidak bekerja dan bekerja paruh waktu, di samping kunjungan wisman reguler.

Menurut praktisi pariwisata Tedjo Iskandar, besarnya jumlah kunjungan wisman tersebut menjadi sia-sia bila pemerintah tidak fokus berupaya meningkatkan belanja wisman di daerah perbatasan.

"Crossborder memang dapat dimanfaatkan dalam menarik jumlah wisman, tetapi kedatangan mereka ke wilayah perbatasan harusnya dapat lebih berdampak, terutama bagi perekonomian warga," ujarnya kemarin (Selasa, 3/1).

Berdasarkan hal itu pula, Kemenpar dengan gencar terus mengadakan berbagai kegiatan di beberapa wilayah perbatasan dan menjadikannya sebagai salah satu titik penjaring wisman terbanyak.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun sejak Juni tahun lalu meluncurkan digital marketplace untuk tourism Indonesia. Melalui model itu diharapkan data wisman yang masuk dan keluar dapat terpantau secara realtime.(Pro/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya