Gizi Anak masih Harus Terus Ditingkatkan

MI
03/1/2017 08:53
Gizi Anak masih Harus Terus Ditingkatkan
(Dok. MI)

KENDATI sudah ada perbaikan gizi anak balita yang ditandai dengan penurunan stunting dari 37,2% menjadi 29%, Indonesia masih menjadi negara dengan anak berstatus gizi buruk karena berada di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO), yakni di bawah 10%.

Menteri Kesehatan Nila F Moelek mengakui membaiknya status gizi balita di Indonesia tidak merata. "Di beberapa daerah masih tinggi seperti di Nusa Tenggara Timur masih 48,2%. Itu data yang dilaporkan Tim Nusantara Sehat," tutur Menkes.

Bahaya bagi anak yang mengalami stunting, imbuhnya, membuat mereka rentan terkena penyakit-penyakit katastropik saat dewasa, seperti jantung koroner, stroke, dan hepatitis. "Ini bisa jadi beban bagi negara kita kalau dibiarkan," imbuh Menkes.

Dari data Kemenkes, pemerintah harus mengeluarkan Rp1,69 triliun atau 29,67% beban biaya JKN terserap untuk pembiayaan penyakit katastropik. Menurut Menkes, bentuk intervensi pemerintah untuk menanggulangi gizi buruk ialah dengan memberikan makanan pendamping tambahan (MPT) berupa biskuit yang mengandung kecukupan nutrisi. Pada 2016, MPT yang telah diberikan ialah 5.554,7 ton.

MPT terus diberikan selama angka gizi di Indonesia masih rendah. Menkes juga menegaskan upaya meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari pendekatan keluarga.

Diakui Direktur Kesehatan Keluarga Eni Gustina, keluarga utamanya ibu memegang pe-ran kunci dalam peningkatan status gizi dan kesehatan anak. Pemahaman ibu dalam pemberian makanan bergizi pada anak penting.

Dicontohkan, pemberian ASI eksklusif pada bayi di NTT di atas angka rata-rata nasional (55%). Ironisnya, angka stunting di wilayah itu masih tetap tinggi. "Kita temukan anak-anak di bawah umur enam bulan sehat dan gemuk, tapi begitu di bawah satu tahun mulai mengalami stunting," ujarnya. Ternyata, mereka setelah mendapat ASI eksklusif hanya diberi makan ketika bilang lapar.

"Itu yang perlu diedukasi bahwa pemberian ASI tidak berhenti sampai umur enam bulan, tapi dilanjutkan hingga dua tahun dengan makanan pendamping," terang Eni. (Ind/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya