Proteksi Kebencanaan masih Minim

30/12/2016 08:24
Proteksi Kebencanaan masih Minim
()

BENCANA di Indonesia pada 2016 meningkat drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah bencana yang mencapai 2.342 kejadian merupakan rekor baru sejak 2002. Sayangnya, proteksi terhadap masyarakat, terutama yang bersifat preventif, hingga saat ini masih sangat minim.

“Sebagian besar bencana, terutama gempa, terjadi di daerah dengan kondisi masyarakat miskin. Hal itu berdampak besar terhadap kehidupan mereka,” ung­kap Kepala Pusat Data dan Informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, kemarin.

Dijelaskan, dari 2.342 bencana, sekitar 92% ialah bencana hidrometeorologi yang didominasi banjir, tanah longsor, puting beliung, kombinasi banjir dan longsor, kebakaran hutan dan lahan, gempa, erupsi gunung berapi, serta gelombang pasang dan abrasi.

BNPB mencatat masih ada hambatan dalam pencegahan jumlah korban jiwa saat bencana terjadi, khususnya gempa dan tsunami yang disebabkan lemahnya koordinasi dan pemanfaat­an sistem peringatan dini di daerah. Hal itu diperparah dengan lambannya daerah dalam merespons dan belum maksimalnya sosialisasi ke masyarakat tentang kebencanaan.

Selain itu, belum adanya jaminan sosial untuk bencana membuat proses rehabilitasi semakin lama. Di beberapa negara maju dunia yang juga rawan bencana, sistem asuransi bencana telah diberikan kepada seluruh warga negara. Dengan demikian, proses rehabilitasi berjalan dengan lebih cepat.

Dari Karawang, Jawa Barat, kemarin, sebanyak 52 korban bencana mendapat bantuan dana. Bantuan diberikan kepada warga yang terkena dampak akibat bencana alam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang, Asip Suhendar, menyebutkan, rumah yang rusak berat akan mendapat bantuan Rp3,5 juta, rusak sedang Rp2 juta, dan rusak ringan Rp1 juta. (Pro/Gan/CS/OL/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya