Natal Bersama dengan Budaya Nusantara

28/12/2016 08:11
Natal Bersama dengan Budaya Nusantara
(Ruth Sahanaya (kiri), Michael Jakarimilena (tengah) dan Joy Tobing (kanan) menyanyikan lagu pada Perayaan Natal Nasional 2016 di Gedung Wale Ne Tou, Tondano, Minahasa--ANTARA/Adwit B Pramono)

RAGAMNYA perbedaan antarsuku dan agama di beberapa daerah Indonesia tak membuat sebagian masyarakat terpecah belah. Meski tengah merayakan hari besar keagamaan, semboyan bangsa Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika tetap hadir di dalam jiwa mereka.

Suasana seperti inilah yang terlihat pada acara perayaan Hari Natal di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (26/12) malam. Ratusan jemaat Kristen Protestan se-Purwakarta menggelar acara Natal bersama dengan suasana balutan budaya nusantara sebagai simbol keberagaman bangsa Indonesia.

Mereka, baik pendeta maupun panitia, perayaan Hari Natal di Gereja HKBP Purwakarta, menggunakan busana yang berhiaskan kain batak serta ornamen khas Sunda seperti iket Sunda. Itu menunjukkan adanya kolaborasi masyarakat budaya Batak di Provinsi Sumatra Utara dan masyarakat yang berlatar belakang budaya Sunda di Provinsi Jawa Barat.

Bukan hanya dari sisi busana yang dipakai, melainkan juga dari alunan musik yang mengiringi perayaan Hari Natal itu. Ketika pendeta memasuki ruangan, terdengar alunan lagu Batak.

Namun, begitu sampai masuk ke ruangan bagian dalam, alunan lagu Sunda yang terdengar merdu dan khas ikut mengiringi tari Merak yang dilakoni penari. Suasana ini pun membuat perayaan Natal di Tanah Sunda tersebut sangat begitu terasa.

Tidak lama kemudian, barulah digelar doa bersama oleh para pendeta dan pimpinan gereja di Purwakarta. Pada doa itu, salah satunya disampaikan pentingnya cinta kasih antarsesama tanpa melihat perbedaan yang ada. Setelah acara seremonial utama selesai, perwakilan dari panitia Natal Bersama lalu menyerahkan bantuan bagi para korban bencana alam di Aceh kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

“Dana yang dikumpulkan selama berminggu-minggu ini akan disalurkan ke Aceh melalui Pemkab Purwakarta,” ungkap Ketua Umum Badan Kerja Sama Gereja-Gereja (BKSP) Purwakarta dt Efori Gulo di sela perayaan Natal Bersama di Purwakarta, Jawa Barat.

Pada kesempatan itu, Efori Gulo mengatakan, kegiatan Natal Bersama ini digelar untuk menebarkan cinta kasih. Bukan hanya kepada sesama umat kristiani, melainkan juga pada seluruh umat di bumi ini.

“Kegiatan Natal Bersama ini adalah puncak acara. Sebelumnya digelar beberapa kegiatan sosial seperti bakti sosial dan penggalangan bantuan untuk korban gempa di Aceh,” tuturnya.

Jadi pegangan
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menyampaikan terima kasih atas segala kepercayaan para jemaat menitipkan dana bantuan Aceh kepada Pemkab Purwakarta. Pihaknya akan menyampaikan amanah tersebut dengan baik.

Dedi mengatakan toleransi sudah seharusnya menjadi pegangan. Apalagi, di Tanah Sunda. Lantaran sejak kecil, anak-anak Sunda diajarkan untuk menghormati hak-hak individu.

“Perbedaan itu takdir Tuhan. Namun, bagaimana menyikapi perbedaan itu. Toleransi adalah jawabannya,” tutupnya. (RZ/S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya