Pohon Natal dari Limbah Sedotan

Kristiadi/S-1
24/12/2016 06:41
Pohon Natal dari Limbah Sedotan
(MI/ADI KRISTIADI)

NATAL bagi umat nasrani identik dengan pohon Natal yang terbuat dari pohon cemara. Namun, ada sesuatu yang berbeda dari pohon Natal yang dikreasikan jemaat Gereja Injil Indonesia (GII) di Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat.

Pohon natal setinggi 6 meter yang berada di GII itu terbuat dari sedotan.

"Kalau dulu kami membuat pohon Natal dari pohon cemara, tetapi kalau terus-terusan diambil, lama-lama pohon cemara bisa habis. Jadi sekarang ini memilih membuat pohon sendiri. Pohon Natal itu kreasi para jemaat di sini," ujar Lie Ming San, 52, pengurus GII kepada Media Indonesia, Selasa (20/12).

Lie, pencetus ide pembuat pohon Natal itu, menuturkan kreasi pohon Natal dari sedotan plastik itu sudah dilakukan sejak Natal tahun sebelumnya, tetapi belum berwarna, hanya warna putih sehingga tidak terlihat seperti cemara.

Pada pembuatan pohon Natal tahun ini, kata Lie, disiapkan 15 ribu sedotan plastik dan pernak-pernik lainnya sehingga pohon itu nantinya terlihat lebih indah.

"Kini belasan ribu sedotan itu sudah dicat dengan warna hijau cemara. Jadi, sekilas tidak ada yang menyangka pohon Natal itu terbuat dari sedotan," katanya.

Rangkaian sedotan tersebut dilakukan semua jemaat dengan kreativitas masing-masing. Untuk menghias pohon Natal, Lie telah memasangnya dengan ornamen-ornamen yang mudah ditemukan, seperti cobek dan ulekan, talenan, botol air mineral, dan bola-bola.

Barang-barang itu dihiasi dan ditulisi sebagai penyemangat Natal. Ornamen yang digunakan pun terlihat dari gaya klasik yang kini tengah digemari.

"Bahan-bahan bekas sengaja digunakan agar minim biaya juga ramah lingkungan," ujar Lie yang merupakan pencetus ide pembuatan pohon Natal dari sedotan itu.

Lie mengakui pembuatan pohon Natal dari pohon cemara akan menghabiskan biaya lebih dari Rp2 jutaan.

Namun, dengan kreasi yang mereka lakukan biaya yang dikeluarkan tidak lebih dari Rp2 juta.

"Yang terpenting esensi dari semangat Natal," ujar Lie.

Pohon Natal yang dibuat selama dua minggu itu kini telah berdiri dengan cantik dan akan menghiasi puncak perayaan Natal yang digelar pada 24-25 Desember.

"Kami cukup puas dengan pohon Natal yang kami buat. Idenya sangat sederhana, tapi jemaat yang hadir bisa menikmati pohon Natal kreasi mereka sendiri dan kami juga ikut mendukung pelestarian alam," tutup Lie.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya