Dosen juga Harus Utamakan Penelitian

Mut/H-3
24/12/2016 04:41
Dosen juga Harus Utamakan Penelitian
(ANTARA/Widodo S. Jusuf)

DOSEN-DOSEN di Indonesia cenderung lebih fokus pada kewajiban mengajar daripada melakukan penelitian.

Selain kurangnya motivasi untuk menciptakan hasil penelitian, jumlah jam mengajar di perguruan tinggi Tanah Air juga menentukan penghasilan dosen.

Alhasil, meneliti bukanlah prioritas ketimbang mengajar.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ali Ghufron Mukti.

"Mengajar itu bagus, tapi jangan sampai hanya mengajar. Publikasi ilmiah kita jadi tidak optimal," ujarnya seusai acara penutupan acara Visiting World Class Professor yang dihadiri puluhan diaspora di Jakarta, kemarin.

Mereka para peneliti asal Indonesia yang berkarier di luar negeri.

Karena itu, lanjut Ghufron, pihaknya berharap para diaspora dapat membantu meningkatkan kualitas penelitian dosen.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran 30% dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri untuk penelitian.

Ghufron menambahkan pihaknya juga membentuk kelompok kerja sumber daya iptek dikti dari kalangan diaspora.

Tujuannya ialah menyatukan komitmen dalam meningkatkan mutu dosen perguruan tinggi.

Pada kesempatan sama, diaspora Indonesia yang juga Associate Professor Urban States and Planning Savannah State University, Amerika Serikat (AS), Deden Rukmana, mengungkapkan ada perbedaan kultur akademis antara Indonesia dan luar negeri.

Di AS misalnya, orientasi dosen lebih kepada penelitian daripada sekadar memenuhi kewajiban mengajar.

Ia dan para diaspora berkomitmen membantu mengubah kultur akademis di Indonesia itu.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya