Siasati Keterbatasan Anggaran Riset

Pro/H-3
24/12/2016 04:11
Siasati Keterbatasan Anggaran Riset
(MI/Arya Manggala)

KETERBATASAN anggaran riset memang menjadi salah satu hal yang harus dibenahi untuk memajukan bidang teknologi.

Namun, seluruh pihak terkait hendaknya tidak perlu menyesalinya. Yang diperlukan ialah upaya untuk menyiasati kendala tersebut.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani. "Untuk itu, di tengah keterbatasan, pihak terkait harus fokus pada bidang prioritas.

Selain itu, menjalin sinergi dengan industri dan luar negeri serta mencanangkan target," ujarnya.

Ke depan, kata Puan, teknologi anak bangsa harus lebih banyak terserap ke industri dalam negeri, khususnya pada tujuh bidang, yaitu pangan, energi, kesehatan dan obat, transportasi, telekomunikasi, dan pertahanan.

Terkait upaya bersiasat di tengah keterbatasan itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bisa menjadi contoh.

Mereka terus menciptakan inovasi.

Sejumlah capaian telah dihasilkan BPPT. Salah satunya keberhasilan membentuk pabrik garam farmasi dengan mitra PT Kimia Farma.

Pabrik berkapasitas produksi 2.000 ton per tahun itu merupakan yang pertama di Indonesia.

"Bahan bakunya 100% dari lokal. Kami harapkan akan menjadi solusi untuk mendorong kemandirian industri farmasi nasional, serta lepas dari ketergantungan impor garam farmasi," kata kepala BPPT Unggul Priyanto.

Selain itu, inovasi radar ADS B akan dipakai di sejumlah bandara di Papua. Menurut dia, radar ADS B ini pantas dipergunakan di Papua karena informasi yang diberikan lebih detail.

Di bidang pangan, BPPT melakukan inovasi seperti sistem produksi ikan nila salina yang mampu hidup di air payau dengan tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt.

Terkait dengan isu daging sapi, BPPT telah menghasilkan inovasi teknologi peternakan pada sistem integrasi sapi-sawit.

Selain itu, dalam rangka kedaulatan pangan nasional, BPPT melaksanakan inovasi dengan diversifikasi pangan nonberas untuk konsumsi, seperti mi jagung dan mi sagu serta beras analog.

Untuk inovasi di teknologi kelistrikan, ada produk inovasi pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil tipe flash yang saat ini telah mencapai tahapan sinkronisasi dengan jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Langkah itu, kata Unggul, bagian dari upaya mendapatkan sertifikat layak operasi dan pengujian jangka panjang sehingga memungkinkan BPPT melisensikan teknologi BPPT bidang PLTP skala kecil itu ke masyarakat, instansi pemerintah, dan sektor swasta.

Selain itu, BPPT melakukan layanan audit energi dan audit kelistrikan pada industri agar tercipta efisiensi energi.

"Banyak inovasi yang sudah dilakukan. Ini semua demi cita-cita kemandirian teknologi."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya