Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap berharap moratorium ujian nasional (UN) diberlakukan. Meski demikian, pemberlakuan moratorium UN menunggu keputusan resmi dari Presiden Joko Widodo.
“Wong itu sudah diusulkan. Tapi saya kan pembantu Presiden, saya terserah Presiden,” tegas Mendikbud Muhadjir Effendy seusai acara diskusi pendidikan yang digelar Fraksi Golkar di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Sesuai rencana, keputusan resmi pemberlakuan moratorium UN terlebih dahulu dibahas dalam rapat kabinet terbatas lanjutan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Terkait dengan polemik masih adanya pejabat pemerintah yang tidak setuju mo-ratorium UN, Muhadjir menjelaskan usulan Kemendikbud yang disampaikan ke Presiden didasari kajian mendalam dan sudah disampaikan juga kepada Komisi X DPR.
“Saat ini tinggal menunggu keputusan akhir setelah Presiden meminta ada pendalaman. Saya profesional saja. Setelah kita kaji dan sampaikan ke Komisi X lalu mayoritas sudah oke, diajukan ke Presiden pada rapat paripurna, lalu kesimpulan,” imbuh dia.
Secara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Ba-litbang) Kemendikbud Totok Supra-yitno menyampaikan ada beberapa opsi jika moratorium UN tidak jadi dilaksanakan. Salah satu menyiapkan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). “Kami masih melihat kemungkinan-kemungkinan yang dilakukan,” ujarnya.
Menurut Balitbang, UNBK dapat mengurangi kecurangan yang mungkin terjadi ketimbang penyelenggaraan UN yang konvensional menggunakan lembar (kertas) soal.
Di tengah belum jelasnya keputusan moratorium UN, pemerintah telah mengalokasikan dana UN sebesar Rp500 miliar untuk APBN 2017. Totok menyampaikan, kalau monatorium UN dilaksanakan, anggaran tersebut mungkin dialokasikan untuk peningkatan standardisasi sekolah.
Dukungan
Sambil menunggu keputusan presiden soal moratorium UN, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyatakan dukungan mereka. Sekjen FSGI Retno Listyarti mengungkapkan dia bersama Dewan Pengawas FSGI Itje Chodidjah dan Doni Koesoema telah beraudiensi dengan Mendikbud di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (13/12). Audiensi dengan Staf Kepresidenan dijadwalkan hari ini.
Dikatakan, FSGI akan berdialog dengan Staf Ahli Presiden Bidang Pendidikan sekaligus menyampaikan surat masukan dan dukungan moratorium UN dengan melampirkan hasil kajian tentang sejumlah alasan UN harus dimoratorium kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
“FSGI sangat berharap pada rapat terbatas kabinet berikutnya Presiden dapat memutuskan UN dimoratorium,” kata Retno, kemarin
Pertemuan FSGI dengan Mendikbud merupakan inisiatif FSGI untuk memberi masukan dan dukungan kepada Kemendikbud yang akan melakukan moratorium UN mulai 2017.
Ia menjelaskan uraian Mendikbud mencerminkan tahapan dan langkah yang sudah siap dalam moratorium UN dan menggantinya dengan ujian sekolah berstandar nasional. Hemat dia, Kemendikbud telah menyiapkan pengganti UN dengan mengajukan USBN meski disadari belum ideal saat ini. Itu program perantara menuju hal yang ideal. (Bay/DW/H-1)
indriyani@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved