Peneliti UGM Kembangkan Kembangkan Melon Antinyamuk

Agus Utantoro
08/12/2016 16:47
Peneliti UGM Kembangkan Kembangkan Melon Antinyamuk
(ugm.ac.id)

KEMENTERIAN Kesehatan mencatat jumlah penderita demam berdarah pada Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 dengan jumlah kematian 108 orang.

Berbagai upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah sudah dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun,angka kasus demam berdarah di Indonesia masih tergolong tinggi.

Prihatin terhadap kondisi ini, sejumlah peneliti yang tergabung di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM mencoba mencari terobosan dalam memberantas demam berdarah.

Mereka meneliti dan mengembangkan tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku obat, termasuk sebagai bahan baku obat anti nyamuk.

“Fakultas Biologi UGM berhasil mengembangkan tanaman melon yang berpotensi digunakan sebagai bahan obat antinyamuk yaitu Gama Melon Parfum,” jelas Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Setiyadi Daryono, Kamis (8/12).

Disebutkan, Gama Melon Parfum ini merupakan kultivar melon baru yang berhasil dikembangkan Fakultas Biologi UGM.

Penelitian kultivar melon baru itu, jelasnya, berlangsung sejak 2011 diketuai oleh Budi Daryono.

Dari sisi ukuran, lanjutnya lagi, Gama Melon Parfum memiliki ukuran kecil dengan berat rata-rata 200-350 gram.

“Melon ini memiliki ornamen kulit buah yang unik menyerupai batik, menghasilkan aroma harum, hanya saja rasa buahnya pahit,” jelasnya.

Dalam buah Gama Melon Parfum, urainya, memiliki kandungan flavonoid dan terpenoid yang tinggi. Kedua senyawa tersebut, lanjutnya, terbukti ampuh membunuh jentik nyamuk.

Selain itu, dengan kandungan volatile yang tinggi menjadikan melon tersebut memiliki aroma yang wangi. Aroma itu tidak disukai nyamuk sehingga bisa dimanfaatkan untuk obat antinyamuk.

Dari hasil uji efektivitas ekstrak buah Gama Melon Parfum terhadap nyamuk demam berdarah, diketahui persentase rata-rata daya proteksi terhadap nyamuk dari ekstrak kulit dan dan daging buah sebesar 95,61% dan 99,35%.

“Ini membuktikan bahwa Gama Melon Parfum sangat potensial dikembangkan menjadi lotion antinyamuk maupun dijadikan serbuk pengganti abate,” kata Budi Daryono.

Gama Melon Parfum ini tidak hanya terbukti ampuh untuk digunakan sebagai antinyamuk. Penggunaan melon ini dapat menjadi alternatif obat antinyamuk yang ramah lingkungan.

Budi Daryono menegaskan bahwa Fakultas Biologi UGM terus mendorong penelitian dan penciptaan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, industri, dan kepentingan nasional, termasuk dalam bidang biomedis.

“Riset terus kita perkuat dan mendorong Fakultas Biologi menjadi Innovative Faculty serta menjadi pusat unggulan dalam pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati tropika,” pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya