Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMULIAAN sosok guru yang ikhlas mendedikasikan dirinya dalam mengajar dan mendidik generasi penerus bangsa merupakan cerminan pahlawan pendidikan yang rela berkorban demi kemajuan anak bangsa.
Itu sebabnya, hal tersebut harus terus dijaga agar semangat mendidik para guru tidak pernah surut demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia menghadapi persaingan bangsa Indonesia ke depan.
"Peran guru teramat penting dalam mendidik dan mencetak generasi penerus, termasuk dalam melanjutkan estafet kepemimpinan. Lantaran kemuliaannya itu, mereka bisa melahirkan anak didik yang sukses sebagai bentuk jerih hasil karyanya. Lebih dari itu, keikhlasan para guru tanpa banyak menuntut merupakan cerminan bagi kita semua," ungkap Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sumarna Surapranata ketika dihubungi Media Indonesia, terkait dengan peringatan Hari Guru Nasional (HGN), kemarin (Kamis, 24/11).
Peringatan HGN digelar pada hari ini dan puncaknya akan berlangsung pada Minggu (27/11) di Sentul, Jawa Barat, bersama dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, dan ribuan guru di Sentul, Jawa Barat. Adapun tema HGN 2016, yakni Guru mulia karena karya.
Ia mengungkapkan berdasarkan tema tersebut, bisa digambarkan bahwa kemuliaan guru sebenarnya karena karya yang dihasilkan mereka, bukan karena tuntutan mereka.
"Karena karya guru itulah, kita-kita banyak yang menjadi orang sukses memberi manfaat bagi orang banyak, untuk keluarga, masyarakat, dan juga negara. Mereka yang menjadi menteri, dirjen, pejabat, bahkan presiden berkat hasil didikan dan karya para guru kita," tegas pria yang akrab dipanggil Pranata tersebut.
Kemuliaan guru karena karyanya, kata Pranata, misalnya juga bisa dilihat dari sisi inovasi dan kreativitas mereka. Hemat dia, saat ini di penjuru negeri sudah banyak guru yang melakukan inovasi, khususnya inovasi pembelajaran atau biasa disebut inobel.
Karena itu, pada setiap HGN, Kemendikbud mengundang ribuan guru untuk tampil dalam simposium nasional yang menampilkan berbagai karya, inobel, dan kreativitas mereka.
"Kami undang mereka pada simposium HGN dari seluruh kabupaten, kota, dan provinsi untuk menunjukkan karya dan inovasi dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, seni, olahraga, dan lain lain," paparnya.
Harapannya, selain sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan pemerintah terhadap hasil karya guru, juga untuk terus memotivasi guru berkarya dan berinovasi dalam pembelajaran.
Kreatif
Pada bagian lain, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rasyidi menyampaikan berkaitan dengan HGN 2016, PGRI bertekad jadi kekuatan perubahan bangsa.
Itu dilakukan sesuai Nawa Cita, yakni membangun dari pinggiran, dan direalisasikan PGRI dengan melakukan reformasi mulai dari perubahan di kelas.
"Semua kegiatan dari cabang dan ranting, kami dorong agar guru berani mengemukakan pendapat, berinovasi, dan kreatif dalam mengajar dan mendidik," ujarnya.
Praktisi pendidikan Indra Charismiadji menambahkan, pentingnya inovasi dan kreativitas di era saat ini sudah menjadi keharusan bagi para guru di seluruh Indonesia.
"Guru harus mau belajar mengenai perkembangan dunia, teknologi, kehidupan sosial, dunia kerja saat ini dan masa depan sehingga apa yang diberikan untuk murid akan relevan dengan kebutuhan," tegasnya.
Apalagi, lanjut dia, inovasi dan kreativitas dibutuhkan dalam menyongsong Revolusi Industri keempat yang berkenaan dengan <>internet of things, yaitu seluruh benda akan berhubungan satu sama lain.
Hal itu sangat berbeda dengan kehidupan sebelumnya ketika revolusi industri lebih mengarahkan pada orang-orang untuk bekerja di pabrik. Dengan begitu, sistem pendidikan dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan, yakni anak menjadi penurut, disiplin, dan patuh.
Model sekolah pun akhirnya mirip pabrik, yakni sejak dimulai kelas hingga selesai menggunakan bel, ruangan terbagi berdasarkan departemen, dan ada angkatan.
"Nah, sekarang kan beda maka kita butuh sosok inovator guru yang tidak pernah berhenti belajar dan terus bisa berinovasi," pungkasnya.
Guru Bimbingan Konseling SMAN 99 Jakarta Ika Setyawati sependapat perlunya guru untuk meningkatkan inovasi. Namun, ia menggarisbawahi agar guru juga diapresiasi atas karya dan inovasinya tersebut. "Guru layak mendapatkan apresiasi, dihormati, dan dimuliakan oleh masyarakat," kata Ika.(*/S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved