Melukis di Atas Kain Bekas

Nia Janiar
24/11/2016 18:30
Melukis di Atas Kain Bekas
(MI/Nia Janiar)

DALAM membuat karya, selain kreatif dalam menuangkan ide, seorang seniman juga harus kreatif dalam mengeksplor berbagai media. Kanvas biasanya menjadi media yang umum dipakai para seniman untuk melukis.

Berbeda dari pelukis lainnya, Tero Annanolli, seorang pelukis dari Finlandia, tidak memilih kanvas sebagai permukaan dasar. Pria kelahiran 1975 itu melukis di atas kain bekas seperti taplak meja, seprai, dan gorden.

“Ketika saya menggunakan kain bekas, setiap kain memiliki cerita masing-masing. Saya suka bahwa kain-kain tersebut dibuat oleh tangan dengan teknik lama pada bahan yang lama. Melukis di atas kain bekas memiliki kesulitan tersendiri karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada lukisan saya dan saya hanya punya satu sehingga tidak boleh gagal,” papar Tero saat ditemui di pembukaan pameran tunggalnya di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, Rabu (23/11).

Pameran tunggalnya yang berjudul “Floral by Tero Annanolli” merupakan pameran pertamanya di Indonesia.

Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan Hari Kemerdekaan ke-100 Finlandia yang acara-acaranya diadakan tidak hanya di Finlandia saja, tetapi di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Tero juga mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi kain batik sebagai bahan dasar lukisannya.

“Saya meminta Kedutaan Finlandia untuk mengirimkan tekstil Indonesia. Mereka mengirimkan berbagai foto batik dan batik-batik tersebut sangat indah, sehingga saya ingin tahu apa yang terjadi jika saya melukis di atas batik,” kata seniman yang memenangkan medali emas London Cultural Olympiad 2012.

Hasil lukisan di atas batik juga menjadi bagian dari koleksi yang dipamerkan pada pameran yang berlangsung dari 24 November hingga 4 Desember 2016 di Tugu Kunstkring Paleis ini.

Jika Anda ingin berbincang lebih jauh dengan Tero, Anda bisa datang ke Kunstkring Paleis pada Sabtu (26/11) pukul 12.00-14.00.

Tema utama pameran ini adalah bunga dan tanaman. Dalam menggambarkan manusia, Tero melakukan pendekatan pada masalah hubungan manusia dengan ruang dan lingkungan.

Selain itu, Tero memaparkan bahwa ia menyukai bunga memiliki banyak warna dan menggambarkan surga.

“Saya dengar bahwa Indonesia seperti surga. Jadi saya memilih tema ini," tutupnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya