Hadiah Rp1,5 Juta untuk Peserta KB Pria

Widjajadi
24/11/2016 07:53
Hadiah Rp1,5 Juta untuk Peserta KB Pria
(Seorang pria memperlihatkan artu peserta KB---ANTARA/Septianda Perdana)

UNTUK mengendalikan jumlah penduduk dan menyukseskan program Keluarga Berencana (KB), Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, Juliatmono mempunyai kiat dengan menerapkan kontrasepsi jangka panjang. Sasarannya ialah pasangan usia subur. Namun, untuk pria, Juliatmono mengajak mereka untuk ikut program vasektomi atau KB dengan metode operasi pria (MOP).

"Kita iming-imingi hadiah Rp1,5 juta. Dulu vasektomi dianggap sesuatu yang tabu tapi kini dengan adanya hadiah ini sedikitnya sudah ada 241 pria berkeluarga sukarela menjadi peserta program MOP," terang Juliatmono, kemarin (Rabu, 23/11).

Untuk menyukseskan program KB khusus pria itu, Pemkab Karanganyar mengalokasikan anggaran Rp250 juta yang bersumber dari APBD Dana itu masih ditambah dana desa untuk menyukseskan KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di tiap desa. Besaran dana desa yang dikucurkan untuk menyukseskan KB itu cukup bervariasi dari kisaran Rp3 juta hingga Rp20 juta.

Juliatmono menargetkan 260 akseptor MOP harus tercapai hingga Desember mendatang. "Sebelumnya nol akseptor. Awal 2015 muncul 25 peserta MOP. Tahun ini targetnya 260 peserta MOP. Saat ini sudah tercapai 241, maka akhir tahun diperkirakan menambah 10 peserta," terangnya.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Kabupaten Karanganyar Any Indrihastuti menambahkan program Bupati Juliatmono sudah dilakukan sejak pertengahan Juli silam.

Gagasan itu membuahkan penghargaan Manggala Karya Kencana, sebuah penghargaan tertinggi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Keberhasilan program KB di Karanganyar, lanjut Any, tidak lepas dari peran Advance Family Planning pada 2012. "Saat itu KB belum menjadi prioritas. Peserta KB sedikit, apalagi petugas lapangan. Namun, setelah diadvokasi AFP, Karanganyar kelihatan berbeda," tambahnya.

Lebih efektif
MKJP juga dinilai efektif diterapkan di daerah kepulauan seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepala Perwakilan BKKBN NTT Kresputra mengatakan metode itu telah dipilih sebagai salah satu strategi BKKBN untuk meningkatkan kepesertaan KB di NTT.

"Banyak keterbatasan yang kita hadapi dalam meningkatkan kepesertaan KB. Salah satunya jangkauan yang sulit," kata Kresaputra dalam acara Pengembangan Kemitraan Forum Media Peduli Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di Kupang, NTT, kemarin.

Acara itu merupakan strategi BKKBN untuk menyebarluaskan program MKPJ meliputi IUD, sterilisasi, implan, tubektomi, dan vasektomi.

Kresaputra menambahkan capaian program MKPJ di NTT tertinggi di tingkat nasional. Untuk tahun ini, program MKPJ menargetkan 35.557 akseptor KB baru.

"Sampai November ini sudah tercapai 23.669 akseptor atau sekitar 77,41%. Program MKJP ini mencegah akseptor KB berhenti menggunakan alat kontrasepsi karena jauhnya jarak permukiman penduduk dengan puskesmas atau rumah sakit," tambahnya.

Ia berharap warga yang bermukim di pulau-pulau kecil, daerah terpencil, dan perbatasan bisa memilih program MKJP. "Biasanya persoalan yang dihadapi akseptor KB itu bagaimana kelangsungan mereka menggunakan alat kontrasepsi," ujarnya.(PO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya