Astronaut Gelar Uji Coba Api di Angkasa Luar

BAGAIMANA perilaku api di angkasa luar? Ilmuwan akan mengetahui hal itu dengan membakar sembilan materi yang berbeda di dalam sebuah pesawat angkasa luar tidak berawak dalam perjalanan kembali ke Bumi. Hal itu dikatakan NASA, Senin (21/11).

Uji coba api itu merupakan yang kedua kalinya dilakukan di atas pesawat kargo Cygnus yang dioperasikan perusahaan Amerika Serikat Orbital ATK. Uji coba pertama dilakukan pada Juni lalu.

Uji coba itu akan dilakukan di atas pesawat itu yang akan meninggalkan Stasiun Angkasa Luar Internasional (ISS) dengan membawa 1,5 ton sampah pada Senin (21/11) pukul 13:22 GMT.

Pesawat tersebut dan isinya akan hancur saat memasuki atmosfer Bumi pada Minggu (27/11) pukul 23:30 GMT.

Namun, sebelum itu, pesawat tersebut akan diubah menjadi area uji coba yang bertujuan meningkatkan keamanan para astronaut yang tinggal di angkasa luar dan membantu para peneliti mengetahui lebih banyak mengenai perilaku api di microgravity.

"Kebakaran di pesawat angkasa luar adalah salah satu kekhawatiran terbesar NASA dan komunitas penjelajahan angkasa luar internasional," ujar manajer proyek Gary Ruff, bagian dari tim yang bekerja untuk proyek bernama Spacecraft Fire Experiment atau Saffire.

Penelitian Saffire bertujuan untuk mengetahui apakah api akan terus membesar di angkasa luar atau apakah microgravity akan membatasi ukuran api itu.

Penelitian itu juga bertunjuan untuk mengetahui kain dan material yang bisa terbakar dan bagaimana proses terbakarnya.

Tim peneliti membuat sembilan ruang untuk materi yang akan dibakar. Materi itu mencakup kain antiapi yang digunakan untuk pakaian para astronaut, jendela ISS dengan berbagai variasi tepian, dan struktur yang digunakan untuk membawa barang ke luar angkasa.

Masing-masing sample berukuran 5x28 centimeter dan diletakkan di ruangan yang berbeda.

Dua kamera HD diletakkan untuk merekam aktivitas api. (AFP/OL-3)