Budayawan Harus Bisa Berkolaborasi

MI
22/11/2016 08:37
Budayawan Harus Bisa Berkolaborasi
()

PARA peserta program Pegiat Budaya 2016 diharapkan dapat aktif berkomunikasi dan menjalin relasi dengan publik Selandia Baru yang kian terbuka. Harapan itu disampaikan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Firdauzie Dwiandika, saat menjamu delegasi Pegiat Budaya 2016 di Kedutaan Besar RI, Wellington, Selandia Baru, Senin (21/11) waktu setempat.

"Buka komunikasi, buka hubungan sehingga suatu saat ada kolaborasi yang bisa kalian kembangkan," ujarnya.

Selama ini interaksi seni dan budaya antara Indonesia dan Selandia Baru, disebutnya, sebatas memenuhi undangan pementasan atau festival.

Kedubes RI sendiri telah mengupayakan promosi kegiatan budaya Indonesia di Wellington dan kota-kota lain di Selandia Baru. Hanya, Firdauzie mengakui itu tidak cukup lantaran masih mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di 'Negeri Kiwi' saja, seperti tim gamelan dari New Zealand Music School yang diasuh Budi Putra, jebolan ISI Surakarta, ataupun tim angklung KBRI.

Menurut dia, selain seni budaya dari provinsi di Indonesia yang selama ini sudah populer di mata dunia, Indonesia bisa mengintensifkan pengenalan dari suku di provinsi-provinsi lain, terutama yang berkarakteristik mirip dengan suku asli Selandia Baru, yaitu suku Maori. "Negara-negara di Kepulauan Pasifik punya ciri kurang lebih sama. Kita sendiri sebetulnya di Indonesia ada bebe-rapa provinsi dengan karakteristik Melanesian, seperti Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT."

Dalam acara ramah-tamah itu, Koordinator Pegiat Budaya 2016 Dwi Cahyono memperkenalkan delegasi yang terdiri atas sejumlah disiplin seni dan budaya, yaitu musik, film, teater, seni visual, museum-galeri, tari, dan sejarah. Ia menegaskan dirinya dan 48 pegiat budaya serius demi menyukseskan program perdana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu. "Kami telah belajar bagaimana suku Maori di Selandia Baru bisa hidup dalam harmoni. Kami pun ingin berjalan bersama pemerintah dalam mengembangkan seni budaya kita," ucapnya.

Lester Finch, Project Manager, International Relations & Development Auckland University of Technology yang menyiapkan materi pelatihan dan work shop bagi program Pegiat Budaya 2016 mengatakan berharap para peserta dapat memetik manfaat dari program itu. "Kami akan datang ke Indonesia untuk memantau kelanjutan karya kalian. Jangan pikir mudah ya untuk menyingkirkan saya," ucapnya separuh berseloroh kepada para pegiat budaya. (Sha/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya