Supermoon Teramati dari Imah Noong Lembang

Depi Gunawan
14/11/2016 21:51
Supermoon Teramati dari Imah Noong Lembang
(AFP)

SENIN (14/11) malam menjadi peristiwa langka bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya pecinta astronomi, karena dapat menyaksikan fenomena bulan purnama super atau yang biasa disebut sebagai Supermoon.

Supermoon pada malam tadi terjadi ketika bulan mencapai fase purnama pada jarak terdekatnya dari bumi (perigee) yang hanya berjarak 356,509 km. Karena berada di titik terdekat, purnama terlihat lebih besar dan lebih terang menyinari bumi jika dibandingkan dengan purnama pada umumnya.

Sekelompok astronom Imah Noong tidak menyia-nyiakan untuk mencoba mengabadikan momen langka yang terakhir kali terjadi pada 26 Januari 1948. Dengan menggunakan kamera DSLR Nikon D 3.300 dan teleskop Bresser 80, Iso 800 dan 1.600 eksposure time 1/400, peneliti berhasil mengabadikan beberapa citra bulan purnama.

Pengamat Observatorium Imah Noong, Arman, mengatakan, Supermoon nampak lebih besar 14% dari bulan purnama terkecil. Peristiwa Supermoon selanjutnya akan terjadi pada 25 November 2034 mendatang dengan perigee mencapai 356.446 km.

"Sedangkan bulan purnama terdekat di abad ini akan jatuh pada 6 Desember 2052 dengan perigee mencapai 356.425 km," ungkap Arman di Observatorium Imah Noong di Kampung Areng Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin malam.

Dia mengatakan, sebagian negara di benua Asia menjadi tempat terbaik untuk dilakukannya pengamatan Supermoon karena terjadinya tepat pada saat malam hari.
Masyarakat sebetulnya dapat mengamati Supermoon sepanjang malam tadi, tapi posisi terdekat jarak antara bumi dan bulan hanya terjadi pada pukul 19.24 WIB.

"Namun pada saat puncak pengamatan tadi, Supermoon terhalang awan tapi kita masih bisa melihat dengan bantuan alat teleskop," katanya.

Menurut pengelola Imah Noong, Hendro Setyanto, hasil pengamatan yang berupa citra purnama atau foto akan dibandingkan dengan citra purnama lainnya untuk menunjukkan variasi gerak orbit bulan dalam mengelilingi bumi kepada masyarakat yang berkunjung ke Imah Noong.

Hendro juga menjelaskan, purnama atau bulan mati mengakibatkan pasang surut air laut setiap bulannya. Namun posisi bulan pada titik paling dekat dengan bumi (Supermoon) kali ini menghasilkan gaya pasang surut yang lebih besar daripada bulan-bulan pada umumnya.

"Dampaknya ya itu tadi, terjadi pasang surut air laut yang lebih besar bila dibandingkan dengan bulan purnama pada umumnya. Bagi umat Islam, biasanya disunahkan untuk melaksanakan puasa Yaumil Bidh selama tiga hari, hal ini
tentunya menunjukkan adanya hikmah yang penting bagi manusia yang perlu dikaji lebih jauh lagi," bebernya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya