Lindungi Anak dengan Air Bersih

Iqbal Musyaffa
09/11/2016 05:00
Lindungi Anak dengan Air Bersih
(ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

SALAH satu tantangan terbesar Indonesia hingga saat ini ialah masih tingginya jumlah anak yang pertumbuhannya terganggu karena kurang gizi, akses air bersih, dan sanitasi.

Padahal, Indonesia sedang menuju bonus demografi, pada rentang waktu 2020-2030, yang artinya banyak kelompok usia muda dan usia produktif jika dibandingkan dengan mereka yang berusia lanjut.

“Ketiga hal itu jadi tantangan bagi pemerintah Indonesia ke depan,” tutur Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Forum Inspirasi Percepatan Peningkatan Air Minum di Indonesia untuk meraih Universal Access 2019, di Jakarta, pekan lalu.

Seperti dikutip dari keterangan rilis Bappenas, Bambang menyampaikan dengan kondisi Indonesia yang bakal memetik bonus demografi, mestinya anak-anak berusia muda dan produktif itu memiliki kualitas hidup dan angkatan kerja yang baik.

Faktanya saat ini masih ada sepertiga dari anak usia balita mengalami childhood stunting yang bisa mengganggu kemampuan berpikir dan bekerja anak saat memasuki usia produktif.

“Itu sebabnya kita harus dapat mencegah childhood stunting dari saat ini dengan memperbaiki gizi kelompok anak terlebih dulu, seperti pada komunitas yang peduli akan hal ini dapat memastikan adanya akses air bersih dan sanitasi di setiap rumah tangga di Indonesia. Dengan begitu, dapat mencegah childhood stunting yang ujungnya meningkatkan kualitas kerja dan akhirnya menuju perekonomian nasional,” ujar Bambang.

Bambang menyatakan inisiasi dan terobosan akan terus dikembangkan guna mempercepat pencapaian target pembangunan air minum dan sanitasi yang bermanfaat untuk peningkatan mutu kesehatan masyarakat dan pengurangan dampak ekonomi akibat buruknya kualitas lingkungan. Kolaborasi dengan kalangan nonpemerintah pun wajib diinisiasi untuk disinergikan dengan pendanaan pemerintah.

“Indonesia butuh pembiayaan alternatif buat penyediaan air bersih dan sanitasi. Alternatif itu ialah pembiayaan dari masyarakat dan pihak swasta yang merupakan mitra potensial, dapat besinergi dengan dukungan pemerintah,” ujar dia.

Ia pun menegaskan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan termasuk akses air bersih dan sanitasi merupakan upaya bersama dari delapan pihak, yaitu pemerintah-DPR, akademisi-tenaga ahli, filantrop-pengusaha, dan organisasi masyarakat sipil-media.

“Kami berharap terobosan-terobosan yang disiapkan CSO (civil society organization) dapat jadi jawaban atas harapan masyarakat bahwa suatu ketika mereka bisa menikmati akses layanan dasar seperti warga negara Indonesia pada umumnya,” tegas Bambang.

Jalin kerja sama
Pada kesempatan berbeda, sesuai dengan harapan Bappenas, USAID sepakat akan menandatangani kerja sama implementasi dalam program Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene, Penyehatan Lingkungan untuk Semua atau IUWASH PLUS dengan Pemprov Sumatra Utara.

“Penandatanganan kerja sama akan dilakukan segera mungkin mengingat pelaksanaan program akan dijalankan mulai November 2016 hingga 2021,” kata Gubernur Sumut HT Erry Nuradi di Medan, Senin (7/11).

Gubernur yang didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumut Arsyad Lubis menyatakan program IUWASH PLUS dinilai akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Sumut yang ekonominya rendah dan tinggal di perkotaan. “Program itu diharapkan bisa mendukung Pemprov Sumut dalam mewujudkan pemenuhan cakupan pelayanan air bersih di perkotaan,” ujar Erry.

Erry menyampaikan jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan di Sumut sekitar 1,5 juta orang dan sebagian besar dari mereka masih tinggal di daerah kumuh perkotaan yang memerlukan pasokan air bersih termasuk santasi yang sehat.

“Pemprov Sumut sangat menyadari penanganan pasokan air serta sanitasi yang sehat tak bisa dilakukan pemerintah secara sendiri sehingga kerja sama dengan USAID dinilai langkah tepat,” kata dia.

Direktur USAID Indonesia Erin McKee menyampaikan IUWASH PLUS membantu pemerintah Indonesia menyediakan akses terhadap pelayanan air bersih bagi 500 ribu orang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan dan akses terhadap sanitasi serta kebersihan yang lebih baik.

Kerja sama dengan Pemprov Sumut, kata dia, bertujuan untuk menindaklanjuti kerja sama dengan Bappenas untuk mendukung peningkatan akses air minum dan layanan sanitasi serta perbaikan perilaku hidup sehat bagi masyarakat miskin dan kelompok rentan perkotaan.

“Kami bangga menjadi mitra pemerintah Indonesia dan Sumut berada di dalamnya yang menunjukkan komitmen tinggi untuk meningkatkan pelayanan air bersih, sanitasi, dan hygiene (WASH), terutama untuk masyarakat kurang mampu dan rentan,” kata Chief of Party USAID IUWASH PLUS Louis O’Brien. (Ant/S-4)

iqbal@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya