Politeknik Minim Instruktur Dosen

Puput Mutiara
06/11/2016 20:16
Politeknik Minim Instruktur Dosen
(Ist)

FOKUS pemerintah dalam mengembangkan pendidikan vokasi, khususnya politeknik, dinilai perlu diimbangi oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, dibandingkan jumlah bidang vokasi yang relatif banyak, kuantitas instruktur dosen masih sangat minim.

Pengamat Pendidikan Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto mengatakan, instruktur dosen yang memiliki keahlian pada bidang tertentu dibutuhkan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas. Sehingga akan mampu menghidupkan kembali politeknik.

"Masalah kuantitas ini memang masih berat. Mudah-mudahan dengan komitmen pemerintah meningkatkan kualitas dosen, persoalan kuantitasnya pun bisa teratasi," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (6/11).

Sebagai contoh, ungkap Totok, politeknik kemaritiman yang notabene merupakan salah satu fokus bidang pemerintah saat ini belum banyak memiliki instruktur dosen. Bahkan, dari 177 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemaritiman di Indonesia, hanya dua sudah bersertifikat internasional.

Apalagi, tukasnya, politeknik kemaritiman yang jumlahnya masih sangat sedikit. Perlu kerja keras lebih dari pemerintah maupun pihak perguruan tinggi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitas tenaga pendidik yang kompeten di bidangnya.

"Berkaca dari masalah sertifikasi guru dan dosen, pemerintah jangan terburu-buru remunerasi. Yang paling urgent menurut saya justru lihat kebutuhan instruktur dosen dan upayakan pemenuhannya," tegas Totok.

Di samping itu, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), telah menyiapkan anggaran sebesar Rp200 miliar untuk peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur politeknik. Dana tersebut akan dibagi sesuai kebutuhan masing-masing politeknik.

"Ada 12 politeknik, saya ga hafal yang jelas ada di bidang kemaritiman, pangan, pertanian, dan lain-lain. Ke depannya, kami ingin lulusan Politeknik bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja," cetus Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Kemenristek Dikti Ali Ghufron Mukti.

Lebih lanjut, jelasnya, pemerintah juga akan terus mendorong agar di masa depan dosen politeknik bisa menjadi seorang profesor. Sehingga diharapkan tidak hanya berpengaruh pada suasana pembelajaran, tetapi juga meningkatkan akreditasi politeknik.

"Selama ini, di politeknik tidak ada profesor. Sekarang sudah ada satu di Politeknik Manado dan saya kira ini bukti kemajuan politeknik yang perlahan akan semakin kita tingkatkan," imbuhnya.

Kendati demikian, Ali Ghufron menekankan jangan sampai dosen kemudian hanya terpaku mengejar gelar profesor. Akan tetapi yang terpenting, meningkatkan kompetensi serta hubungan kerja sama dengan pihak luar terutama industri agar bisa menyerap lebih banyak ilmu terapan.

Terkait hal tersebut, pemerintah mengaku sangat terbuka untuk dapat memfasilitasi dosen politeknik agar bisa menjalin kerja sama dengan industri. Misalnya, melalui pelatihan langsung ke industri sehingga dosen memiliki pengalaman untuk dibagi saat pembelajaran di kelas.

"Kita upgrade terus kapasitas dan kemampuan dosennya. Kalau perlu kita dorong supaya makin banyak profesor juga di politeknik," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya