Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KECINTAAN akan museum dapat diwujudkan dalam banyak cara. Yayasan Warna Warni Indonesia memiliki cara yang unik untuk itu. Di akhir pekan ini, Minggu (20/10), Yayasan Warna Warni menghelat acara “Ngopi Cantik di Museum Bahari.”
Museum Bahari terletak di Jl Pasar Ikan No 1 Penjaringan, Jakarta Utara. Bekas gudang penyimpanan rempah-rempah atau ‘gudang barang tepi barat kali’ (westzijdsche pakhuizen) itu dibangun di belakang tembok Kota Batavia. Dahulunya, wilayah ini berupa berupa rawa-rawa dan empang.
Di Museum Bahari, tidak hanya semangat kemaritiman yang terasa. Kisah panjang di balik sejarah bahari bangsa Indonesia ini tentu tidak lepas dari dinamika VOC dan perdagangan rempah-rempah kaum pesisir yang marak terjadi di Batavia sebagai kota pelabuhan.
“Melalui acara ini, sambil menikmati lansekap Kota Tua Jakarta dan berbagai koleksi museum, para peserta dapat merasakan refleksi sejarah akan gilang-gemilangnya hasil perkebunan Indonesia yang diiringi dengan kuatnya budaya bahari Indonesia di masa lampau,” ujar Krisnina Maharani Akbar Tandjung, Ketua Yayasan Warna Warni Indonesia.
Museum Bahari terdiri dari beberapa bangunan dengan tahun pembuatan yang berbeda-beda. Bangunan pertama dibuat pada 1652 dan terakhir dibangun pada 1774.
Pada masa pendudukan Jepang, bangunan ini tetap difungsikan sebagai gudang, begitu pula setelah masa kemerdekaan.
Sejak 1962 sampai 1977, bangunan ini tetap sebagai gudang yang dikelola oleh Perumtel. Akhirnya pada 7 Juli 1977 diserahkan ke Pemda DKI Jakarta untuk dijadikan sebagai Museum Bahari.
Museum Bahari merupakan satu-satunya museum di Indonesia yang menyajikan tema spesifik kebaharian. Para peserta akan menikmati kurang lebih 1.670 koleksi dari berbagai aspek kebaharian yang dipamerkan, termasuk benda warisan alam dan warisan budaya.
Koleksi-koleksi seperti perahu tradisional (asli dan model) yang terdapat di Nusantara antara lain perahu Bugis, pinisi, padekawang, miniatur perahu Alut Pasa dari Kalimantan dan kapal perang dari Maluku yang disebut kora-kora.
Selain itu, terdapat pula koleksi terkait biota laut, arkeologi laut, perlengkapan nelayan, antropologi dan folklore kenelayaan, sejarah hubungan pelayaran Nusantara dan Belanda, wisata Bahari, matra TNI Angkatan Laut, lukisan para tokoh kebaharian, dan informasi penting lainnya tentang kemaritiman.
Melalui acara ini, para peserta juga akan berbagi cerita dengan para pemasok kopi, cokelat, dan teh kelas dunia dari PT Perkebunan Nusantara XII dan PT Riset Perkebunan Nusantara.
Sekitar enam ratus jenis teh akan diperkenalkan pada kesempatan ini. Turut hadir pula praktisi agrowisata, pengelola Sarongge Valley, Kebun Percobaan Pasir Sarongge yang aktif melakukan penelitian teh dan kina gambang.
Tidak ketinggalan, akan tersedia pula mini bazaar yang menyediakan beragam produk unik yang dapat menjadi buah tangan para peserta, seperti sabun dari ampas buah cokelat yang baik untuk kecantikan kulit.
Seraya menikmati teh, kopi, dan cokelat macadamia, para peserta dapat pula menyaksikan film tentang sejarah VOC dengan diiringi alunan musik akustik cantik yang akan menambah kekhidmatan akan indahnya bangunan bekas gudang rempah VOC yang dibangun pada abad 18-an.
Dengan beragam pengalaman unik tersebut, “Ngopi Cantik di Museum Bahari" tentunya akan menjadi cara baru untuk mencintai museum dan sejarah besar yang tersimpan di baliknya. (RO/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved