Nusantara Berdendang Meriahkan Peringatan Sumpah Pemuda di Istana

Rudy Polycarpus
28/10/2016 22:08
Nusantara Berdendang Meriahkan Peringatan Sumpah Pemuda di Istana
(MI/Panca Syurkani)

ISTANA kepresidenan Jakarta menyelenggarakan pergelaran seni dan budaya bertajuk 'Nusantara Berdendang' sebagai acara peringatan 88 tahun Sumpah Pemuda 2016, Jumat (28/10) malam, di halaman Istana Merdeka Jakarta.

Tujuannya untuk merayakan peringatan Sumpah Pemuda dengan menampilkan pertunjukan seni dan budaya dari berbagai suku dan etnis di Indonesia.

Acara yang bertajuk Nusantara Berdendang dimulai pukul 19.30 WIB ditandai dengan Presiden Joko Widodo ke luar dari Istana Merdeka. Menyusul di belakangnya Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tampak pula Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri diapit Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wakil Presiden Mufidah Kalla.

Dengan iringan lagu Nyiur Melambai, tampak pasangan pemuda-pemudi berpakaian adat dari 34provinsi mengiringi Jokowi dan rombongan berjalan hingga ke balik pagar Istana Merdeka untuk duduk di panggung penonton bersama ribuan tamu undangan, baik dari kalangan pejabat hingga masyarakat umum.

Pihak Istana menyebar sebanyak 4.131 undangan yang didominasi oleh masyarakat umum. Hanya 120 undangan untuk para menteri serta pejabat negara sahabat.

Atraksi tarian Pajaga Makkunrae dari Sulawesi Selatan membuka acara tersebut. Berturut-turut disajikan Tari Andrung Banyuwangi, Tari Piring dari Sumatra Barat, Tari Tu'a Reto Lou dan Musik Sasando dari NTT, Tari Hudog dari Kalimantan Timur, Tari Mambri dari Papua, hingga Wayang Ajen yang dibawakan Ki Wawan. Tembok pelataran Istana Merdeka pun disulap dengan atraksi visual.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Darmansjah Djumala mengatakan, Presiden Jokowi menginisiasi acara tersebut untuk mengangkat budaya dan kesenian bangsa sebagai representasi dari semangat Sumpah Pemuda. Sebab, lewat kebudayaan, Indonesia dipersatukan dalam kebhinekaan. Lewat kebudayaan, Indonesia tidak sekali pun pernah mengenal sekat-sekat yang dapat memecah belah. Lewat kebudayaan pula, kemudian berkembang peradaban Indonesia.

"Presiden Jokowi pernah menekankan bahwa Istana itu bukan hanya institusi politik, institusi kenegaraan, dan institusi administrasi pemerintahan semata. Istana juga merupakan tempat berkembangnya kebudayaan Indonesia dan pada gilirannya menjadi tempat berkembangnya peradaban Indonesia," tandas Djumala.

Dia menjelaskan, Nusantara Berdendang ini dari dua bagian utama Napak Tilas Sumpah Pemuda dan Pentas Kebudayaan. Napak Tilas Sumpah Pemuda juga diisi dengan Konser Indonesia Raya yang dilakukan oleh 88 orang anggota orkestra dan paduan suara. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya