Pemuda Punya Tanggung Jawab Besar Majukan Bangsa

25/10/2016 16:55
Pemuda Punya Tanggung Jawab Besar Majukan Bangsa
(ANTARA FOTO/OJT/Roy Rosa Bachtiar)

BANGSA Indonesia terlahir dari sebuah kesepakatan dan cita-cita luhur yang menjujung tinggi nilai-nilai egaliter, baik itu dalam kehidupan bernegara maupun beragama. Semua itu tersirat dalam mukadimah
Undang-Undang Dasar 1945, walaupun semua itu lahir di atas perbedaan suku, agama, maupun kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah.

"Pemuda merupakan ikon dan pengagas negeri ini. Bangsa Indonesia didirikan dengan awal Sumpah Pemuda yang mana para pemuda tersebut bukanlah pemuda biasa. Pemuda-pemuda tersebut adalah kaum minoritas yang berlatarkan kehidupan mapan dan keturunan menengah ke atas," kata Hasan Basri, Ketua Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia di Jakarta, Selasa (25/10), terkait peringatan Sumpah Pemuda setiap 28 0ktober.

Menurut dia, janji berbahasa satu, berbangsa satu, dan bertanah air satu, bukanlah muncul dari kalangan kebanyakan, tetapi dari kaum yang senang ingin mencoba menyenangkan semua orang, kaum elite yang mencoba merakyat, kaum intelek yang masuk ke kehidupan rakyat jelata, sungguh sangat luhur para pemuda pendiri bangsa ini.

Bangsa hari ini ialah bangsa yang terus bergerak dan berubah dalam era demokrasi dan persatuan global. Kemajuan dan persaingan semakin tinggi menjadikan suatu tantangan pemuda untuk terus menggali potensi dan kemampuan diri dalam mengimbangi persaingan tersebut.

Disadari atau tidak, kesadaran akan pentingnya meningkatkan kompetisi pemuda sangatlah penting, semangat para pejuang muda yang lahir dengan harapan besar untuk meraih kemerdekaan dan memiliki generasi muda yang tangguh dan berani.

"Karena itu, pemuda memiliki tanggung jawab besar untuk ikut andil dalam membangun bangsa ini," tegas Hasan, yang juga staf ahli di DPR ini.

Ia mencontohkan, seperti diucapkan Presiden Soekarno 'Berikan aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia' bahwa berawal dari pemuda yang mengawali sebuah perubahan besar untuk negeri ini. Tekad dan keberanian pemuda telah menginspirasi dan menguatkan bangsa Indonesia.

Namun,ia mengingatkan, paradigma di atas apabila pemuda hari ini tidak memosisikan sebagai aset perubahan, lambat laun semakin terkikis dengan fenomena kebangsaan seperti hilangnya kesadaran akan kehidupan bersosial untuk saling menyejahterakan dengan meniadakan strata sosial.

"Kesadaran merupakan aspek terpenting untuk menjalankan roda kehidupan bagi setiap manusia, baik kesadaran individual maupun kesadaran komunal. Hal itu menjadi acuan utama untuk kembali ke sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial," cetusnya.

Manusia diciptakan beragam bukan karena unsur ketidaksengajaan, akan tetapi agar terjalinnya kehidupan sosial bermasyarakat dengan terciptanya kesejahteraan satu sama lain. Melalui pemuda, sebuah bangsa mampu lahir, bangkit, dan berdiri kokoh menjadi bangsa yang berdaulat. Pemuda yang hebat bukan pemuda yang berkata, 'Ayahku pejabat' atau 'Keluargaku kaya', 'Aku minta apa-apa pasti dituruti'.

Namun, pemuda yang hebat dan berjiwa besar ialah pemuda yang berkata, 'Inilah diriku'. "Pemuda yang hebat adalah pemuda yang berani mengandalkan diri sendiri. Jadilah pemuda yang mandiri, dengan kemandirian itu terpacu untuk tidak menggantungkan diri pada orang di sekeliling kita," tegasnya.

Dijelaskan, untuk membentuk itu, pemuda harus memiliki dua kekuatan pada diri, pertama produktivitas, merupakan faktor mendasar yang mempengaruhi penampilan kemampuan bersaing dalam diri melakukan aktivitas secara teratur, terstruktur, dan terarah guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Adapun kedua, kata dia, ialah nilai tambah di era persaingan global dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka pemuda harus mempunyai keahlian atau keterampilan dan kreativitas yang merupakan nilai tambah dalam kemampuan diri menghadapi persaingan tersebut.

"Nilai tambah merupakan salah satu perwujudan diri atau aktualisasi diri dan merupakan kebutuhan yang harus dimiliki pemuda. Setiap kita pasti memiliki bakat, bakat terbaik, itulah kita tidak sekadar mampu bertahan hidup tetapi juga mengembangkan hidup. Kedua unsur ini tentu mejadi salah satu modal dalam mengembangkan diri untuk menghadapi persaingan baik bidang pekerjaan maupun pendidikan," paparnya.

Ia melanjutkan setiap bangsa, negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan berbangsa dan bernegara, tentu perlu memiliki semangat pemuda yang kokoh dan kuat
pula.

Tanpa itu, bangsa dan negara akan rapuh. Sejalan dengan perkembangan kehidupan, bangsa Indonesia yang kini tengah memasuki era globalisasi, pemuda sebagai sosok yang peka terhadap gramatikal perkembangan, perlu menempatkan posisi sebagai pelopor bangsa yang sigap mencari peluang untuk mengembangkan potensi diri dan mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.

"Pemuda yang menjadi stand center bagi masyarakat luas dalam rangka mengimplementasikan setiap pengetahuan dan kerja kerasnya. Oleh karena itu, pemuda hari ini, perlu memiliki semangat transformatif yaitu sebagai inovator dan dinamisator," pungkas Hasan. (RO/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya