Belajar di Bawah Atap Jerami, Anak-Anak SDN Kofi Tetap Semangat

Haryo Prasetyo Dwiatmoko
22/10/2016 13:28
Belajar di Bawah Atap Jerami, Anak-Anak SDN Kofi Tetap Semangat
(MI/Haryo Prasetyo Dwiatmoko)

BANGUNAN itu lebih menyerupai gubuk daripada sekolah. Dindingnya terbuat dari bambu. Langit-langitnya beratapkan jerami dan lantainya masih berupa tanah liat.

Akan tetapi kondisi 'gedung sekolah' yang sangat bersahaja itu tidak membuat 53 siswa SD Negeri Kofi kehilangan semangat belajar.

Setiap hari, anak-anak di Desa Oelbiteno, Kec Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut tetap giat pergi ke sekolah.

Jemi Ngadiono, 30, pendiri 1.000 Guru beserta para relawan komunitas tersebut merasa tersentuh melihat kondisi memprihatinkan anak-anak di Desa Oelbiteno itu. Ia terpanggil untuk membantu meringankan beban siswa SDN Kofi dan orangtua mereka.

"Di gubug inilah mereka belajar. Bayangkan kalau musim hujan, mereka harus terus menggeser tempat duduk untuk menghindari tumpahan air yang menerobos dari sela-sela jerami," papar Jemi saat bersama para relawan 1.000 Guru melakukan aksi sosial di sekolah tersebut pada Jumat (21/10).

Dalam tiga bulan terakhir, Komunitas 1.000 Guru yang dipimpin Jemi aktif menyambangi sekolah tersebut melalui Smart Center Project.

Didukung oleh PT Fast Food Indonesia Tbk, pemegang merk Kentucky Fried Chicken di Indonesia, 1.000 Guru mendonasikan bantuan berupa seragam sekolah, sepatu, peralatan sekolah, dan juga pelajaran tambahan berupa pengetahuan umum oleh para relawan 1.000 Guru.

"Dulu seragam mereka lusuh, sekolah dengan bertelanjang kaki. Kini kondisi mereka terlihat lebih baik," kata Jemi.

Di luar itu, anak-anak SDN Kofi juga diberikan tambahan nutrisi untuk menambah gizi mereka. Selama empat hari dalam sepekan, mereka diberikan menu sarapan pagi secara cuma-cuma yang dikelola pihak sekolah.

Kepala Sekolah SDN Kofi Nikodemus Paut memaparkan menu sarapan pagi anak-anak tersebut antara lain, Senin bubur kacang ijo, Selasa telor rebus, Rabu kue, dan Kamis susu.

Ia sangat berterima kasih kepada 1.000 Guru dan KFC yang memberikan bantuan program yang sangat menunjang kegiatan belajar mengajar di SDN Kofi tersebut.

Guru kelas 4 SDN Kofi Gerson Kaesnube mengatakan program pemberian nutrisi tambahan itu berdampak sangat positif bagi anak-anak didiknya.

"Mereka jadi lebih giat belajar, lebih mudah berkonsentrasi, dan lebih bergembira saat akan pergi ke sekolah. Itu membuat pencapaian belajar mereka juga menjadi lebih baik," kata alumnus Universitas Negeri Makassar, Sulsel tersebut.

Melihat perkembangan positif itu, General Manager Marketing PT Past Food Indonesia Tbk Hendra Yuniarto berharap kebiasaan positif itu dapat terus dipertahankan.

"Semoga pula bantuan yang telah kami berikan dapat dimanfaatkan dan dirawat sebaik-baiknya," kata Hendra.

Di lain sisi, Komunitas 1.000 Guru tidak ingin membuat kehidupan siswa, guru, dan orangtua siswa di SDN Kofi terus menerus tergantung dari program bantuan semacam itu.

"Karena itu, bantuan program ini paling lama berlangsung satu tahun. Setelah itu, kami akan bergeser ke sekolah lain yang lebih membutuhkan," kata Jemi.

Terkait kondisi bangunan sekolah, yang masih sangat tidak memadai, 1.000 Guru, kata Jemi tidak akan mengupayakan bantuan pembangunan gedung permanen.

"Itu jelas bukan domain dan porsi kami. Itu porsi yang semestinya diambil oleh Pemerintah yakni Kemendikbud," pungkas Jemi. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya