Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
GAMELAN bertalu-talu, tirai panggung teater besar dibuka. Pentas seni tradisi ketoprak dengan lakon 'Sumpah Palapa Gajah Mada' yang digelar di teater besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (12/10) malam, dimulai dengan adegan Ratu Dyah Gayatri (Bhiksuni Rajapadni) yang telah lanjut usia menunjuk putri sulungnya Dyah Tribuana Tunggadewi untuk memerintah Kerajaan Majapahit.
Dikisahkan bahwa Gajah Mada ditunjuk oleh Sang Ratu untuk menghentikan pemberontakan di Sadeng hingga kemudian dia diangkat menjadi Mahapatih karena dapat menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapa.
Tidak seperti pementasan ketoprak pada umumnya, sebab sebagian besar pemain yang tampil bukanlah pekerja seni, melainkan berasal dari komunitas Editor Senior, kalangan masyarakat keuangan perbankan, serta pengamat ekonomi seperti Komisaris Utama PTPN 4 Pos M Hutabarat, pengamat ekonomi Aviliani, Presiden Komisaris MNC Bank Eko B Supriyanto, Jenderal Asosiasi Produsen Oil Country Tubular Goods (OCTG) & Accesories Soelasno Lasmono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono, dan juga lainnya.
Meski dimainkan oleh kalangan profesional keuangan dan perbankan, tidak membuat cerita dan dialog terkesan kering dan kaku. Lawakan-lawakan segar dibumbui kritikan yang terlontar dari para pemain tak pelak membuat penonton tergelitik.
Seperti ketika Mahapatih Ariya Tadah yang diperankan oleh Eko B Supriyanto menyinggung kondisi pemerintahan di Majapahit serta situasi keuangan negara, kesulitan ekonomi dapat saja membuat wilayah lain ingin memisahkan diri.
Candaan itu disusul oleh celetukan raja-raja di daerah yang bernaung di bawah Majapahit bahwa mereka akan setia pada Majapahit asalkan Dana Alokasi Umum (DAU) tidak dipotong.
Keluhan tersebut langsung dijawab oleh Aviliani yang berperan sebagai Ratu Dyah Gayatri, permaisuri dari Prabu Jayanegara, Raja Majapahit.
"Mesti diingat sekarang ada pemotongan anggaran," ucapnya disusul gelak tawa penonton. Cuplikan kisah Gajah Mada menjadi insipirasi bagi Indonesia untuk menjawab tantangan saat ini.
Pementasan ketoprak jenaka dengan durasi dua jam itu juga dimeriahkan penampilan dari para komedian dan pemain ketoprak seperti Kadir, Tessy, Wawin Laura, dan Polo. Mereka tampil berkolaborasi membuat suasana panggung kian segar dengan humor ala ketoprak.
Eko B Supriyanto sebagai produser eksekutif dari pementasan itu mengutarakan keterlibatan mereka secara langsung adalah untuk memberikan penghargaan pada para seniman yang tidak lelah melestarikan budaya tradisional Indonesia.
"Kecintaan para pekerja seni dalam melestarikan budaya tradisional Indonesia seharusnya dihargai, banyak yang tetap berjuang mentas tanpa mempersoalkan bayaran," ujarnya.
Untuk itu, sebagai wujud apresiasi pada para pekerja seni, Eko menuturkan hasil dari pementasan pada malam itu akan disumbangkan untuk pengembangan seni ketoprak Yayasan Adhi Budaya.
"Jangan bosan-bosan mendukung kebudayaan kita, dengan berkesenian kita akan berbudaya, dengan berbudaya kita tidak akan melakukan hal yang tak elok," tukasnya.
Sementara, Aviliani mengatakan berlakon dalam ketoprak memberikan pengalaman tersendiri bagi dia.
"Kita bisa berekspresi, dibebaskan berbicara entah itu kritik tentang kebijakan pemerintah atau sesama teman. Jarang juga pakai baju tradisional seperti ini, dan mungkin senang foto-fotonya," canda dia. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved