Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DOSEN Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota Surakarta, Jawa Tengah mengembangkan penimbang berat kendaraan yang sedang berjalan berbasis serat optic.
Alat yang diberi nama Weight In Motion (WIM) itu dikembangkan oleh Ary Setyawan dari Fakultas Teknik Sipil dan Ahmad Marzuki dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Keduanya mendedikasikan hasil inovasinya itu untuk membantu pemerintah mengontrol beban kendaraan, sehingga kerusakan premature jalan dapat dicegah. Dengan demikian dana pemeliharaan yang setiap tahun digelontorkan bisa dialihkan pada kegiatan produktif.
"Ada banyak faktor yang menyebabkan jalan-jalan di Indonesia cepat rusak. Kelebihan beban kendaraan dan kurang baiknya konstruksi jalan merupakan faktor terpenting," kata Ary Setyawan, Rabu (5/10).
Jalan-jalan nasional, jelas dia, kekuatan desainnya hanya untuk dilewati kendaraan dengan bobot sekitar 10-12 ton. Tetapi faktanya dilapangan tidak jarang dilewati oleh kendaraan dengan bobot 20-30 ton.
Pemerintah sebetulnya telah melakukan upaya kontrol dengan membangun beberapa jembatan timbang. Masalahnya, jembatan timbang itu selain harganya mahal, memerlukan lahan khusus, menambah waktu perjalanan, dan rawan KKN.
Dengan WIM permasalah itu dapat diminimalisir. Dari sisi harga satu unit WIM jika telah diproduksi massal hanya sekitar Rp20 juta. Bentuk fisiknya yang sederhana, sekilas mirip garis kejut, membuatnya bisa dipasang di mana saja, termasuk di jalan-jalan kampung sekalipun.
Ahmad Marzuki menjelaskan, WIM bekerja dengan prinsip modulasi intensitas cahaya. Serat optic dililitkan pada siliber berulir, dan kemudian dibungkus dengan hard rubher.
Ketika roda kendaraan beban tertentu melindas lempengan bersisi sensor itu, intensitas cahaya akan berubah. Perubahan itu lalu diteruskan sebagai sinyal kepada perangkat komputer yang bertugas mengolahnya menjadi data.
Data itu bisa dimonitor secara langsung, termasuk oleh pejabat di tingkat pusat dengan cara menghubungkan serat optik tadi dengan jaringan internet atau jaringan telepon. Dengan demikian sistem pengawasan akan menjadi sangat transparan.
"Ke depan inovasi ini akan dikembangkan lebih jauh lagi. Nantinya bukan hanya bisa mendeteksi berat kendaraan, tetapi juga bisa diketahui berapa kecepatan dan konfigurasi rodanya," kata Ahmad Marzuki.
Ary Setyawan dan Ahmad Marzuki berharap, inovasi yang meraih penghargaan kategori Inovator Terbaik Produk Hasil Riset Hilirisasi itu bisa diaplikasikan di seluruh ruas jalan di Indonesia. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved