Promosi Pencegahan Minim

Mut
29/9/2016 02:17
Promosi Pencegahan Minim
(ANTARA/Rahmad)

PEMERINTAH dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dinilai belum optimal dalam melakukan upaya promosi preventif (pencegahan) kepada masyarakat.

Akibatnya, tak dimungkiri, penyakit tidak menular (PTM) menjadi salah satu penyumbang terbesar dari pengeluaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Direktur Yayasan Pemberdayaan Kesehatan Konsumen Indonesia Marius Wijaya mengatakan kecenderungan pemerintah saat ini justru lebih kepada pendekatan kuratif.

Artinya, ketika ada orang yang sakit baru diberi pengobatan secara gratis.

"Program pencegahan yang ada sifatnya juga angin-anginan. Coba kita lihat promosi pencegahan DB (demam berdarah) tidak ada lagi tuh 3M dan kalaupun ada hanya musiman," ujarnya, kemarin.

Menurut Marius, masyarakat perlu diberi edukasi secara komprehensif dan berkesinambungan, bukan terus dijejali berbagai program pemerintah yang tidak terstruktur.

"Seharusnya berfokus pada perubahan perilaku supaya terhindar dari 10 penyakit terbanyak saat ini."

Ia pun mengaku prihatin melihat kondisi Indonesia yang menduduki peringkat dua dengan penderita tuberkulosis (Tb) terbanyak setelah Tiongkok.

Padahal, di tahun-tahun sebelumnya masih berada di urutan tiga atau empat menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kemenkes Lily S Sulistyowati menegaskan pihaknya telah berkomitmen untuk terus melakukan upaya pencegahan penyakit terutama PTM guna menekan beban biaya BPJS Kesehatan.

"Kami sudah sosialisasikan dan edukasi ke masyarakat mengenai PHB dan Cerdik. Hulunya memang di masyarakat, kita perkuat di sekolah-sekolah, posyandu, dan lain-lain. Intinya kita sudah menyebarkan dari pusat ke daerah," tukasnya.

Lebih lanjut, fasilitas pelayanan kesehatan juga ditingkatkan.

Diharapkan, berbagai keluhan penyakit bisa diselesaikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau dalam hal ini puskesmas, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan melalui program Nusantara Sehat.

Masyarakat, imbuhnya, juga sudah diberi informasi untuk melakukan screening test sederhana di posbindu.

Hal itu bertujuan guna melihat berat badan normal dan lingkar perut ideal supaya bisa mendeteksi kemungkinan terjadi masalah hipertensi atau kadar gula tinggi yang menyebabkan PTM. (Mut/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya