Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan

28/9/2016 03:15
Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan
(Dok. Kemenristek Dikti)

INDONESIA mendorong program kerja sama teknis berkelanjutan yang dikembangkan International Atomic Energy Agency (IAEA) khususnya di bidang pemanfaatan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan mendukung pencapai-an Sustainable Development Goals (SDG).

Hal tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dan Dikti) Muhammad Nasir sebagai Ketua Delegasi Indonesia pada Sidang Umum Ke-60 IAEA yang berlangsung di Wina, Austria, kemarin.

Nasir menegaskan Indonesia yang selama ini termasuk salah satu penerima bantuan kerja sama teknis IAEA, saat ini memiliki keunggulan kapasitas di bidang tertentu sehingga memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota IAEA lainnya.

Bantuan teknis yang diberikan Indonesia antara lain pelatihan dan fellowship di bidang pertanian, khususnya pemuliaan tanaman (mutation breeding), iradiasi makanan untuk daerah bencana, serta aplikasi industri.

Dalam konteks pemberian bantuan teknis, Menteri Nasir menyampaikan pula inisiatif Indonesia bagi penguatan dan pengembangan kapasitas riset dan teknologi nuklir untuk tujuan damai di kawasan Asia Pasifik melalui platform kerja sama Regional Capacity Building Initiative (RCBI).

Program itu telah diluncurkan pada akhir 2015 dan proyek percontohan dilaksanakan pada tahun ini. Prog-ram RCBI juga akan memanfaatkan pusat riset di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang telah ditetapkan sebagai IAEA Collaborating Center serta peran kepakaran Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dalam hal pembangunan kapasitas di bidang infrastruktur keselamatan radiasi di kawasan.

Dalam pernyataan Nasir, Indonesia juga menggarisbawahi relevansi pemanfaat-an teknologi nuklir untuk tujuan damai dalam pencapaian SDGs. Disebutkan bahwa 13 dari 17 butir SDGs terkait erat dengan fungsi dan peran yang selama ini telah dimainkan IAEA terkait dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia juga mengapresiasi dukungan IAEA dalam program pengembangunan energi nuklir Indonesia, khususnya proses pembangunan reaktor daya nonkomersial (RDNK) dan reaktor daya eksperimental (RDE) yang telah dicanangkan Batan sejak 2015.

RDNK dan RDE merupakan PLTN mini yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, melakukan proses desalinasi, produksi hidrogen dan pencairan batu bara yang diproyeksikan untuk diaplikasikan di kawasan Indonesia bagian tengah dan timur. (Ant/H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya