Keppres Hari Wayang Dinanti

Puput Mutiara
26/9/2016 11:00
Keppres Hari Wayang Dinanti
(MI/ATET DWI PRAMADIA)

USULAN ditetapkannya Hari Wayang Nasional (HWN) setiap 7 November tinggal menunggu keputusan presiden (keppres). Pasalnya, surat yang dilayangkan kepada Sekretariat Negara (Sekneg) melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini sudah di tangan Presiden Joko Widodo.

Hal itu diungkapkan staf Sekretariat Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud Sumari Adiwiguna saat ditemui Media Indonesia seusai menyaksikan pergelaran wayang orang yang bercerita tentang Airlangga di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, kemarin.

Sumari mengatakan bahwa HWN sebenarnya sudah lama didengungkan, tetapi kerap mentok di kementerian alias tidak ditindaklanjuti. Beruntung dengan perubahan struktural di Kemendikbud, khususnya Ditjen Kebudayaan, saat ini usulan tersebut mendapatkan respons positif. “Dulu iya, tapi sekarang rata-rata sudah memahami dan memproses secepat-cepatnya. Kami usulkan HWN nonlibur, artinya diperingati, tetapi bukan sebagai hari libur nasional.”

Menurut Sumari yang juga menjabat Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), HWN seyogianya dapat menjadi momentum untuk membangkitkan kecintaan kaum muda terhadap wayang. Terlebih di zaman ini, masuknya budaya Barat yang bisa sewaktu-waktu mengancam keberadaan wayang.

Padahal, sejak 2016, wayang sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau dikenal dengan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco). Hal itu lantaran keunikan dan kekhasan wayang yang merupakan kebudayaan asli Indonesia. “Sayangnya, upaya pemerintah mendorong pelestarian wayang di sekolah-sekolah terhambat masalah dana. Tak dimungkiri, pemangkasan anggaran berdampak juga pada kebudayaan.”

Minim anggaran
Lebih detail, jelasnya, alokasi angggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk bantuan alat-alat kesenian sekitar Rp90 juta per sekolah. Tahun ini sudah ada pengajuan dari 200 sekolah dan menurut Sumari bakal diprioritaskan untuk pembelian alat kesenian tradisional.

“Memang kendalanya untuk wayang itu seperti gamelan cukup mahal. Jadi uang segitu memang masih sangat kecil jumlahnya,” tukas Sumari.

Senada dengan itu, Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjoyo mengaku miris acap­kali para pelaku seni wayang terpaksa berjuang mencari dana untuk pertunjukan. Tidak jarang proposal diajukan ke berbagai perusahaan ataupun individu yang masih peduli wayang.

Ironisnya, banyak di kalangan masyarakat serta pemerintah yang belum memahami kesenian wayang. Ada kecenderungan wayang hanya diidentikkan dengan Jawa. Padahal, hampir semua daerah di Indonesia, seperti Sunda, Bali, NTB, dan Kalimantan memiliki kesenian khas wayang.

“Wayang kita itu bahkan begitu populer di mata negara lain, bahkan Belanda terkagum-kagum kita punya perguruan tinggi jurusan pedalangan,” pungkas Suparmin. (H-2)

puput.mutiara@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya