Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sampah Plastik di Indonesia Terus Meningkat Akibat Gaya Hidup Instan

Meilani Teniwut
10/7/2024 18:45
Sampah Plastik di Indonesia Terus Meningkat Akibat Gaya Hidup Instan
Ilustrasi sampah plastik(Freepik)

SAMPAH plastik di Indonesia terus meningkat karena gaya hidup instan dan serba cepat yang mengandalkan kemasan plastik untuk makanan dan minuman.

Hal ini diungkapkan oleh Ujang Solihin Sidik, Kepala Subdirektorat Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah, dan B3 KLHK RI.

“Kami terus berupaya untuk meningkatkan komitmen produsen dalam pengelolaan sampah ini, karena produsen adalah pihak yang menghasilkan dan mendistribusikan produk yang akan menjadi sampah kemasannya. Oleh karena itu, peran produsen sangat penting dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik,” jelas Ujang.

Baca juga : Yuk ke HARRIS Bekasi, Ada Menu Bundling yang Menggugah Selera

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), proyeksi timbulan sampah plastik di Indonesia terus meningkat dalam hampir sedekade terakhir.

Pada 2017, misalnya, proyeksi timbulan sampah plastik nasional mencapai 9,2 juta ton. Jumlah itu setara 13,98% dari total volume timbulan sampah RI.

Timbulan sampah plastik di dalam negeri diproyeksikan terus bertambah selama 2017 hingga 2025 mendatang.

Baca juga : Rasakan Keistimewaan Dining in Style di Swiss-Belresidences Kalibata

Pada 2025, timbulan sampah plastik diproyeksikan mencapai 9,9 juta ton, juga setara 13,98% dari total volume timbulan sampah periode tersebut.

Indonesia kerap disorot sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia dan juga buruk dalam penanganan sampahnya.

Sebelumnya, United Nations Environment Programme (UNEP) memprediksi jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem laut akan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040, apabila tak ada upaya untuk mencegah polusi tersebut.

Baca juga : Depresiasi Rupiah Pukul Industri Makanan dan Minuman

Organisasi PBB tersebut mencatat, jumlah polusi plastik sekitar 9-14 juta ton pada 2016. Jumlah sampah polusi plastik tersebut berpotensi mengalami lonjakan menjadi 23-27 juta ton pada 2040.

Akibat peningkatan sampah plastik, berbagai masalah lingkungan pun semakin parah. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik bisa mencemari tanah, air, dan laut, mengakibatkan kerusakan ekosistem dan mengancam kehidupan satwa.

Selain itu, sampah plastik yang terbakar di tempat pembuangan sampah dapat menghasilkan polutan berbahaya yang mencemari udara dan berdampak buruk pada kesehatan manusia.

Baca juga : Kurangi Sampah Plastik, Daging Kurban di Brebes Gunakan Daun Jati

Untuk mengatasi masalah ini, produsen diharapkan memainkan peran aktif dalam pengelolaan sampah plastik. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 75 Tahun 2019 (PermenLHK No.P.75/2019), produsen perlu menyusun, mengumpulkan, dan melaksanakan peta jalan untuk mencapai target pengurangan sampah sebesar 30% dibandingkan dengan jumlah timbulan sampah di tahun 2029.

Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari sampah plastik di Indonesia.

Salah satu cara efektif untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik adalah dengan memilah sampah sejak awal.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik: Sampah organik seperti sisa makanan dan daun dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam dapat didaur ulang.
   
2. Pisahkan Sampah Plastik Berdasarkan Jenisnya: Plastik memiliki berbagai jenis yang berbeda, seperti PET, HDPE, dan PP. Memisahkan jenis plastik ini membantu proses daur ulang menjadi lebih efisien.
   
3. Bersihkan Sampah Plastik: Pastikan sampah plastik dalam keadaan bersih sebelum didaur ulang. Sampah plastik yang kotor dapat menurunkan kualitas produk daur ulang.
   
4. Gunakan Bank Sampah: Berpartisipasi dalam program bank sampah yang ada di sekitar tempat tinggal. Bank sampah biasanya menerima sampah anorganik yang sudah dipilah dan memberikan insentif bagi partisipannya.
   
5. Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai: Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum yang bisa diisi ulang, dan menghindari produk yang memiliki banyak kemasan plastik.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah plastik di Indonesia dan menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya