Menteri Susi Minta Garuda Buka Rute Penerbangan Saumlaki-Darwin

Basuki Eka Purnama
23/9/2016 10:30
Menteri Susi Minta Garuda Buka Rute Penerbangan Saumlaki-Darwin
(AP/Cliff Owen)

MENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku telah meminta Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo untuk mempertimbangkan membuka penerbangan rute Saumlaki-Darwin.

"Saya ketemu Arif dari Garuda tadi. Saya minta dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, Garuda membuka penerbangan salah satunya Saumlaki-Darwin," kata Menteri Susi dalam seminar bertema "Pengembangan Sumber Daya Manusia bagi Sektor Perikanan dan Kelautan di Maluku" di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (22/9).

Ia mengatakan alasan dirinya mendorong kehadiran rute tersebut adalah untuk membuka konektivitas wilayah Indonesia Timur dengan negara lain. Apalagi, Darwin merupakan salah satu bandara internasional di Australia.

"Saya minta penerbangan dimulai 1 Oktober nanti. Harapannya, Garuda bisa menjadi pendukung utama karena masalah pertama perkembangan wilayah itu ada di transportasi. Sekarang, orang tidak mau investasi di sana (Saumlaki, Maluku)," terang Susi.

Ia juga mengaku sempat meminta Dirut Garuda Arif Wibowo mempertimbangkan beberapa rute lain, salah satunya adalah Morotai-Palau, yang hanya berkisar sekitar 400 kilometer.

"Palau itu kelebihannya punya 10 penerbangan internasional, di antaranya Jepang, Amerika Serikat, Hong Kong dan Korea. Kita bisa ekspor ikan segar dari sana," katanya.

Bahkan, menurut Susi, pertukaran tenaga kerja juga menjadi keuntungan lain dari terbukanya jalur penerbangan ke Palau.

"Penduduk Palau lebih sedikit daripada turis yang datang setiap tahunnya, bisa sampai jutaan turis. Mereka tentu saja perlu tenaga terampil di bidang perhotelan dan yang berkaitan dengan itu," terangnya.

Selain mendorong investasi dan perluasan perdagangan, ia menilai faktor pendidikan juga akan terdampak pada pembukaan konektivitas ini, karena para tenaga pendidik akan mudah masuk ke Indonesia.

"Kalau tidak punya pintu keluar susah. Kalau Maluku terus bergantung dengan Makasar dan Jakarta, saya yakin 10 tahun keadaan Maluku akan sama saja," ujarnya. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya