Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SELAMA ini, petani menjual kacang tanah ke pabrik makanan ringan maupun ke pabrik pengolahan kacang tanah lainnya, dalam keadaan basah dan kotor. Alasannya, proses pembersihan dan pengeringan memerlukan waktu yang cukup lama.
Padahal, kacang tanah dalam keadaan kotor–masih banyak tanah yang menempel–dan basah hanya dihargai sekitar Rp5.000 per kilogram. Sementara harga kacang tanah bersih dan kering mencapai Rp15.000 per kilogram.
Berawal dari keprihatinan itu, empat mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII), Adhe Rizky Anugerah, Nawang Wahyu Widatmaka, Jatu Sandyakalaning dan Damar Mafatir berhasil menciptakan mesin yang sekaligus memisahkan kacang tanah dari batang tanaman, membersihkan dan mengeringkan sekaligus.
Mesin yang mereka namakan Caspinara Promis ini akan menyelesaikan proses pemisahan kacang tanah dari batang, mencuci atau membersihkan hingga mengeringkan, hanya perlu waktu kurang dari 30 menit.
Ketua Tim Caspinara Promis, Adhe Rizky Anugerah, mengatakan mesin ini akan membantu petani pada proses pasca panen.
“Proses memisahkan hingga mengeringkan ini memerlukan waktu lima hingga tujuh hari. Terutama untuk mengeringkan, sangat tergantung dengan sinar matahari,” ujarnya.
Ia menyebutkan, sebelum membuat mesin yang memiliki tiga fungsi utama (pemotong, pembersih, dan pengering kacang tanah) itu, tim sudah melalukan penelitian terhadap sejumlah petani kacang di Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Ngemplak dan Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut dia, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana ukuran mesin yang akan dibuat itu agar ergonomis. “Pengukuran agar mesin yang dibuat ini ergonomis sangat perlu. Agar mesin berfungsi optimal dan fisik petani tidak terbebani dengan posisi yang tidak sesuai,” katanya.
Setelah melakukan penelitian, lanjutnya, tim mahasiswa ini berkesimpulan, petani memerlukan alat pasca panen kacang tanah yang harganya terjangkau, multifungsi, tidak menyebabkan pegal, kuat dan memiliki bentuk proporsional serta mudah dipindahkan.
“Alat ciptaan kami, Caspinara Promis, memenuhi syarat-syarat ini,” ujarnya.
Caspinara Promis, tambahnya memiliki ukuran 88X54X104 cm, berbahan dasar stainless steel dan mudah dipindahkan dengan harga di bawah Rp4.000.000 per unit.
Satu mesin ini, tambahnya, memiliki tiga fungsi dasar yakni pemotong, pembersih, dan pengering. Untuk memotong, memerlukan tenaga manusia secara langsung yang harus memutar pedal. “Tanaman kacang tanah dimasukkan dan kacang tanah akan terpisah dari batangnya. Proses selanjutnya adalah mencuci dan mengeringkan,” katanya.
Untuk mengeringkan dengan cara spinning, ujarnya, diperlukan api yang bisa merasal dari bio massa yang relatif mudah dan murah di perdesaan.
Ditambahkan untuk purwarupa (prototype) mesin ini, kapasitasnya lima kilogram dan drum pembersih maupun pengering dapat diperbesar sesuai dengan kebutuhan petani.
“Yang lebih penting melalui mesin ini hanya memerlukan waktu kurang dari 30 menit, kacang tanah hasil panen sudah bersih dan kering,” katanya.
Tim ini berharap agar mesin yang diciptakan ini dapat diproduksi secara massal.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved