Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HARI Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban tak lepas dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim (AS) dan anaknya, Nabi Ismail AS. Sejarah mencatat tentang perjalanan Nabi Ibrahim yang harus mengurbankan Nabi Ismail. Perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim itu datang melalui mimpi.
Setelah mendapat mimpi, Nabi Ibrahim merasa bingung, namun tidak lantas membenarkan dan tidak pula mengingkari. Sebab ia tahu bahwa mimpi itu dari Allah SWT.
Lalu kenapa perintah itu justru datang melalui mimpi?
Baca juga : Idul Adha Dalam Al-Qur'an : Musyawarah Antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Dilansir dari NU Online, jauh sebelum peristiwa itu, Nabi Ibrahim lama tak dikaruniai putra. Ia kemudian berdoa agar mendapatkan keturunan yang saleh. Kisah itu tertulis dalam Al-Qur’an surat al-Shaffat (37) ayat 100-101
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh (100). Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail) (101)
Doa itu selalu ia panjatkan sampai kemudian lahir dari rahim istrinya, Siti Hajar, seorang putra bernama Ismail.
Baca juga : Meneladani Hari Raya Idul Kurban untuk Membangun Indonesia Damai
Pada saat itu, Nabi Ibrahim sudah berusia 86 tahun. Di tengah kegembiraan atas kelahiran putranya, ia mendapatkan perintah untuk meninggalkan dua orang yang sangat dicintainya itu di wilayah yang tandus, yakni Mekah saat ini. Tak ada mata air. Wilayah itu diapit dua bukit, yakni Shafa dan Marwah.
Dikisahkan dalam kitab Qishashul Anbiya karya Ibnu Katsir, Siti Hajar turut berdiri ketika melihat sang suami, yakni Nabi Ibrahim, berdiri, sembari mengajukan pertanyaan. “Duhai Ibrahim, hendak ke mana Engkau pergi, sedangkan Engkau meninggalkan kami di lembah ini tanpa ada seorang teman dan sesuatu apapun?”
Siti Hajar berulang kali menanyakan hal yang sama. Namun, sang suami tak bergeming sedikit pun
Baca juga : Meneladani Keluarga Nabi Ibrahim AS
Melihat tak ada respons, Siti Hajar mengubah pertanyaannya, “Apakah Allah memerintahkanmu demikian?”
“Ya,” Nabi Ibrahim menjawab pendek.
“Jadi, jangan sia-siakan kami,” kata Siti Hajar lagi menjawab sembari kembali ke tempat semula.
Baca juga : Memahami Makna dan Sejarah Idul Adha dari Pengorbanan Besar 2 Nabi
Sementara Nabi Ibrahim terus berlalu. Saat itu, Nabi Ismail masih bayi, masih menyusui. Ketika perbekalan habis, sang ibu pun mencari penghidupan. Namun, ia tak menemukan apa-apa di sekitarnya. Segera ia menaiki bukit Shafa dan melempar pandangannya ke bawah, tetapi tak ada apa-apa.
Setelah memastikan memang tidak ada apa-apa, ia turun kembali dan melihat sekitarnya, masih demikian. Lalu, ia coba menaiki bukit Marwah dan kembali mengarahkan pandangannya ke sekitar. Namun, lagi-lagi, tak ia temukan barang sesuatu apapun.
Hal demikian berulang sampai tujuh kali. Tentu kisah ini bukan saja ujian bagi Siti Hajar dan Nabi Ismail kecil,. Tetapi juga bagi Nabi Ibrahim selaku ayah yang harus mengikhlaskan situasi demikian.
Setelah Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim kembali diuji untuk mengorbankan putranya. Perintah ini datang melalui mimpi pada tanggal 8 Dzulhijjah.
Namun, perintah ini tak langsung diamini oleh Nabi Ibrahim. Ia masih meragukan apakah betul mimpi tersebut adalah perintah dari Allah SWT. Kemudian, mimpi yang sama datang lagi pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Karenanya, tanggal tersebut dinamai hari Arafah, yakni hari saat Nabi Ibrahim arafa (mengetahui), meyakini bahwa mimpi yang datang di dalam tidurnya adalah betul-betul perintah dari Allah SWT. Lantas, keesokan harinya, pada tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat al-Shaffat ayat 102:
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
Perintah ini datang melalui mimpi, tidak disampaikan saat Nabi Ibrahim dalam keadaan terjaga.
Bentuk Kemuliaan
Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya, Al-Tahrir wa al-Tanwir, menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan bentuk penghormatan atau memuliakan kepada Nabi Ibrahim atas keresahan yang dialaminya dengan perintah mengorbankan putranya tersebut jika disampaikan saat terjaga.
Sebab, melalui mimpi, perenungan atas perintah tersebut akan dilakukan setelahnya karena terkadang mimpi tersebut mengandung tanda gangguan pikiran. Lebih lanjut, Ibnu Asyur juga menegaskan bahwa mimpi merupakan cara yang ramah bagi jiwa untuk menyambut perintah yang sedemikian berat itu, yakni mengorbankan anaknya yang semata wayang itu. (P-5)
Sumber: NU Online
HARI Asyura atau 10 Muharam ternyata bukan hari yang biasa seperti hari-hari yang lain. Ternyata Hari Asyura punya sejarah yang luar biasa.
Sebanyak 21 ekor sapi dan 6 ekor kambing dengan total berat lebih dari 14 ton disembelih untuk dibagikan kepada masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Esensi Idul Adha tidak hanya terletak pada penyembelihan hewan kurban, tetapi juga pada nilai ketulusan dan ketakwaan yang mendasari tindakan tersebut.
Mantan Menko polhukam Mahfud MD menyoroti pentingnya meneladani kehidupan keluarga Nabi Ibrahim AS sebagai contoh dalam menjalani kehidupan bernegara.
Selain itu, ucapan Hari Raya Idul Adha pun bisa kalian berikan kepada mereka. Ucapan ini tak hanya menjadi simbol rasa sayang, namun bisa menjadi doa dalam bentuk lainnya.
Kisah ini berawal dari Nabi Ismail diminta untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim. Saat itu Allah SWT memberi perintah Nabi Ibrahim melalui mimpinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved