Taman Budaya Ruang Publik Strategis

Syarief Oebaidillah
08/9/2016 22:05
Taman Budaya Ruang Publik Strategis
(ANTARA FOTO/Suwandy)

KEBERADAAN Taman Budaya (TB) diharapkan menjadi ruang publik strategis yang menghidupkan kegiatan seni budaya di daerah sekaligus menjadi wahana berekspresi pegiat seni budaya dan masyarakat.

Lebih dari itu, aktivitas kebudayaan tersebut dapat menjadi jembatan penghubung antara pusat dan daerah.

Hal itu dikemukakan Staf Khusus Bidang Tata Kelola Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anang Karyadi pada Temu Karya Taman Budaya (TKTB) di kota Manado, Sulawesi Utara, Kamis (9/9).

Acara itu dihadiri para Kepala Taman Budaya (TKTB) se-Indonesia, Kasubdit Seni Rupa Kemendikbud Pustanto selaku Ketua Penyelenggara TKTB dan pegiat budaya lainnya.

"Dalam pembahasan kebudayaan dengan Presiden Joko Widodo bersama Mendikbud dan Dirjen Kebudayaan menyatakan taman budaya mesti menjadi ruang publik. Presiden juga menyinggung ada taman budaya yang suram dan mandek kendati ada taman budaya yang aktif," ungkap Anung.

Dikatakan, pemerintah sejatinya menekankan tiga hal penting dalam pelaksanaan program pembangunan yakni terjadinya peningkatan partisipasi publik, membangun ekosistem dan mempererat hubungan pusat dan daerah.

"Nah, peran taman budaya dalam membangun ekosistem diharapkan dapat mempererat hubungan pusat dan daerah tersebut," cetusnya

Terkait itu, Anang mengemukakan pihaknya telah bertemu dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri guna bersinergi menghidupkan taman budaya.

Ia mencontohkan, Papua memiliki gedung taman budaya yang megah tetapi tidak terawat dan tidak aktif sebaliknya taman budaya lainnya hidup. Ia mengaku telah berkunjung dan dialog dengan pengelola Taman Budaya Papua guna mencari solusi. Ia meyakinkan bahwa Ditjen Kebudayaan amat peduli perihal upaya merevitalisasi taman budaya.

Dikatakan, dialog TKTB menjadi bahan Kemendikbud menyusun desain pengembangan taman budaya ke depan. Menyinggung anggaran yang dibutuhkan, Anung menyatakan siap mengakomodasi.

"Tentu akan dialokasikan, tetapi harus dibuat program konkretnya. Kami juga minta pelaku taman budaya belajar dari praktik terbaik taman yang sukses," cetusnya.

Pustanto mengingatkan agar anggaran yang telah digelontorkan kepada pelaku taman budaya itu efektif dan transparan sehingga tidak menjadi temuan masalah.

"Sekarang anggaran diperketat maka kami minta penggunaannya efektif, transparan sehingga tidak menjadi masalah," ujarnya.

Dalam dialog TKTB itu mencuat kritik dan harapan pada pemerintah. Salah satu di antaranya Kepala Taman Budaya Sulawesi Tenggara Dodi yang menilai ada kesan diskriminasi karena pengembangan taman budaya di daerah Jawa lebih diperhatikan dengan kucuran anggaran, padahal Jawa sudah tinggi pendapatan daerahnya.

"Pembangunan budaya bukan hanya di Jawa, juga di luar Jawa karena kita Indonesia," cetusnya.

Sementara itu, Tontowi Heri, Kepala Taman Budaya Sumatra Selatan. meminta pembinaan agar seni pertunjukan dalam taman budaya lebih serius diperhatikan. Senada, Kepala Taman Budaya Aceh Subhan berharap Kemendikbud giat memberi pelatihan seni pertunjukan. Sepengetahuan dia, TKTB telah berlangsung setiap tahun hingga ke-19 kali di Manado.

"Jadi kalau kita terkesan protes terus harap dimaklumi," ujarnya.

Kepala Taman Budaya Jambi Sri Purnama, yang meraih penghargaan nasional sebagai taman budaya terbaik dalam pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, justru mengingatkan pelaku taman budaya harus aktif, kreatif, dan berani berjuang memajukan taman budaya daerahnya.

"Kita jangan hanya protes dan mengeluh, kita harus berjuang untuk kemajuan seni budaya daerah kita hingga ke pentas nasional," tegas Emma, panggilan akrab Doktor Ilmu Kajian Budaya Universitas Udayana Bali itu.

Ia menuturkan saat 2013 menjadi kepala taman budaya, gedung yang ada tidak terawat layaknya gedung hantu. Namun, berkat tekadnya kini taman budaya di Jambi menjadi pusat kegiatan seni budaya kebanggaan masyarakat Jambi yang telah mencapai jumlah pengunjung 14 ribu orang dan setiap akhir pekan pengunjung membeludak menonton seni pertunjukan teater.

Ia juga mengungkapkan dari anggaran awal Rp 200 juta dengan program yang dibuat mendapat suntikan dana Rp 2 miliar dari Pemprov Jambi dan kini mendapat bantuan Kemendikbud Rp1,7 miliar. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya