Neurofibromatosis Tidak Padamkan Semangat Sondang

08/9/2016 18:39
Neurofibromatosis Tidak Padamkan Semangat Sondang
(MI/Puji)

KETERBATASAN sama sekali tidak membuat Sondang Novita Injili Sitanggang patah semangat untuk terus menjalani kehidupan. Penyakit syaraf neurofibromatosis yang merusak semua sistem syaraf pendengaran maupun suara, tidak membuat mahasiswa berusia 26 tahun itu kehilangan kegairahan untuk menyelesaikan studi.

"Kata Ustaz Jefri Al Bukhori, sakit bukanlah satu-satunya syarat untuk mati," tulis Sondang menjawab pertanyaan tertulis Media Indonesia di salah satu ruangan kelas di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU) Kampus Padangbulan, Medan, Kamis (8/9).

Dengan keterbatasan yang dimiliki, untuk berkomunikasi mahasiswi angkatan 2012 itu memang menggunakan tulisan. "Saya sudah mendapat penjelasan detail dokter di Penang (Malaysia) bahwa sakit saya ini bernama neurofibromatosis tipe 2," tulis Sondang lagi.

Menurut dia, dirinya sudah tidak dapat mendengar lagi ketika duduk di semester tiga. Padahal ketika mendaftar di USU semuanya masih
normal-normal saja. "Ketika saya kuliah di semester lima, vokal suara saya hilang total," kata perempuan kelahiran Balige, 29 Januari 1990 ini.

Otomatis, selama menjalani masa-masa kuliah di jurusan Ilmu Politik dirinya benar-benar sangat pasif. Dosen-dosen yang memberi kuliah sebelumnya tidak mengetahui kondisi ini. Hanya teman-teman sekelasnya yang memahami benar bahwa Sondang dengan bermasalah dengan kesehatannya.

Ahmad Taufan Damanik, salah seorang dosen Fisip di USU mengaku sempat salah paham dengan Sondang. "Saya pernah bertanya dengan Sondang, tapi yang bersangkutan hanya diam saja. Saya heran kok mahasiswa ini saya tanya diam. Setelah diberitahukan kawan-kawannya baru saya paham kalau Sondang sedang sakit," kata Taufan.

Untuk memenuhi kebutuhan Sondang akan pengetahuan ilmu politik, Taufan pun mengirimkan bahan-bahan kuliah melalui surat elektronik kepada Sondang.

Dokter ahli syaraf dari RSU Pusat Haji Adam Malik Medan, Dr. Muhammad Yusuf, Sp.S., bahwa penyakit neurofibromatosis banyak jenisnya. Penyakit itu diakibatkan karena tumor, namun sifat tumornya jinak. "Biasanya cara penyembuhannya dengan cara dioperasi untuk mengangkat tumor jinak itu agar tidak banyak dan berkembang ke otak," kata Yusuf.

Sondang sendiri mengaku masih memiliki semangat hidup. Ia masih memiliki semangat hidup untuk menyelesaikan pendidikannya di jurusan Ilmu Politik Fisip USU.

Terbukti, saat ini dia sedang melakukan penyusunan tugas akhir (skripsi). Hanya saja, dosen-dosen di jurusannya tidak mewajibkannya untuk melakukan penelitian tugas akhir.

"Saya hanya diwajibkan melakukan penelitian kepustakaan saja. Kalau penelitian ke lapangan saya sudah tidak bisa lagi. Bulan depan mudah-mudahan sudah selesai kuliah saya," ungkap mahasiswi yang memiliki IPK 3,5 ini.

Kalaupun akhirnya dia meninggal lantaran penyakitnya ini, Sondang berharap ada yang selalu mewarisi semangatnya. "Harapan saya, jika
saya meninggal kelak ada orang yang terus mewarisi semangat saya. Karena yang saya punya saat ini hanya semangat," tegasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya