Indonesia akan Punya Tiga Panti Rehabilitasi Odha

KEMENTERIAN Sosial menyatakan Indonesia akan mempunyai tiga panti rehabilitasi orang dengan HIV-AIDS (Odha) pada 2016 ini yang akan memberikan rehabilitasi sosial kepada mereka.

"Saat ini, sedang disiapkan peraturan menteri terkait alih fungsi dan penataannya," kata Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Marjuki di Sukabumi, Jumat (2/9).

Ketiga panti tersebut yaitu dua panti yang dialihfungsikan dan satu panti yang ditingkatkan statusnya.

Ketiga panti itu adalah pertama, Panti Sosial Bahagia Medan yang sebelumnya memberikan pelayanan bagi penerima manfaat cacat tubuh.

Kedua, Panti Sosial Bina Lara Kronis Wasana Bahagia Ternate yang sebelumnya memberikan pelayanan bagi penderita eks kusta.

Ketiga, peningkatan status dari rumah perlindungan sosial orang dengan HIV di Sukabumi menjadi panti sosial Odha.

Dia menjelaskan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah salah satu tanggung jawab pemerintah pusat adalah menangani masalah terkait HIV dan Napza.

Lebih lanjut, Marjuki mengatakan dengan pengalihfungsian dan peningkatan status menjadi panti sosial rehabilitasi Odha, maka terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan mulai dari SDM, anggaran, kelembagaan serta pelayanannya.

Panti yang di Sukabumi akan berkapasitas 100 orang, tambah Marjuki. Rumah perlindungan sosial Odha di Sukabumi sebelumnya adalah dari masyarakat.

Dia mengatakan pentingnya rehabilitasi sosial bagi Odha karena selama ini masih ada stigma terhadap Odha sedangkan mereka sendiri adalah korban yang perlu dilindungi hak-haknya.

"Karena, ketika mereka kembali ke masyarakat masih ada yang tidak mau menerima, bahkan keluarga juga ada yang menolak. Sedangkan mereka ini ada yang masih berusia produktif," tambah dia.

Selama menjalani rehabilitasi, mereka akan diberi bimbingan fisik, mental, sosial, serta vokasional sehingga memungkinkan mereka setelah keluar panti bisa mandiri dan produktif.

Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Sosial mencoba memberikan penyadaran kepada masyarakat sehingga Odha bisa diterima kembali setelah dipulangkan. (Ant/OL-3)