Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SUASANA Sekolah Sukma Bangsa (SSB) Pidie di Gampoeng Pineueng, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie, Aceh, benar-benar meriah sejak Senin (29/8) malam. Karangan bunga ucapan selamat datang berjajar di sepanjang jalan dari gerbang hingga pintu kantor sekolah.
Sekolah yang awalnya diperuntukan bagi putra-putri Aceh korban konflik politik, tsunami, dan keluarga kurang mampu itu kini mendapat 22 tamu istimewa dari Filipina. Mereka ialah anak-anak Moro penerima program beasiswa Yayasan Sukma yang akan menimba ilmu selama 4 tahun.
Pada hari pertama di negeri orang, 10 pelajar laki-laki dan 12 perempuan itu tidak menemui kendala yang berarti. Tidur mereka nyenyak dan perut mereka pun tak bermasalah dengan makanan Aceh.
Ke mana pun melangkah, siswa SSB yang ditugasi menjadi pendamping setia menemani para siswa Moro. Mereka pun langsung akrab. Pendampingan itu sejak pagi hingga kembali ke peraduan.
Tur singkat di seputaran sekolah menjadi aktivitas pertama kali yang dilakukan kemarin seusai salat subuh. Siangnya para siswa berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti acara penyambutan siswa baru.
Sejumlah delegasi dari Filipina, di antaranya Direktur Eksekutif Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM) Abdulmuhmin A Mujahid, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Filipina Fahmy Lukman, dan Ketua Dewan Basulta Contact Group for Peace and Development Initiatives Inc Edmund Gumbahali juga hadir dalam prosesi tersebut.
Ketua Komite Pendidikan Yayasan Sukma Komarudidin Hidayat dan anggota DPR sekaligus mantan Pangdam Iskandar Muda Mayjen (Purn) Supiadin Aries Saputra memasangkan topi dan menyerahkan seragam SSB kepada dua perwakilan siswa Moro menandai resminya para siswa menjadi anggota baru keluarga besar SSB.
Sajian tarian tradisional yang dibawakan para siswa SSB menjadi penyempurna hari bagi para siswa Moro yang masih haus akan pengetahuan-pengetahuan baru di rumah kedua mereka.
Razi Aulia, siswa SSB yang tinggal di luar asrama, mengutarakan keinginannya tinggal di asrama. “Saya jadi termotivasi ingin tinggal bersama mereka di asrama agar saya bisa sama-sama belajar dengan mereka (siswa Moro),” ujarnya.
Direktur Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Victor Yasadhana, mengatakan pihaknya akan membangun satu kelas internasional untuk siswa Moro. “Supaya lebih mudah mengadaptasi dan belajar bahasa lokal, mereka didampingi siswa di sini. Mereka insya Allah belajar di sini 4 tahun, sekarang mulai dari kelas tiga SMP.” (Panca Syurkani/Amiruddin AR/X-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved