Atasi Konflik di Kampus Trisakti, Menristekdikti Bentuk Forum Dialog

Syarief Oebaidillah
24/8/2016 20:38
Atasi Konflik di Kampus Trisakti, Menristekdikti Bentuk Forum Dialog
(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

GUNA mengatasi kebuntuan di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), khususnya sengketa antara Universitas Trisakti dan Yayasan Trisakti, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir membentuk forum dialog.

"Kementerian hadir untuk menyelesaikan masalah di PTS. Untuk Usakti diharapkan selesai dan kita mencoba kembali ke titik nol dalam pengelolaannya ke depan. Untuk itu, saya akan melakukan dialog dan membentuk forum dialog antara Kemenristekdikti dan Usakti. Semua elemen akan dilibatkan dan jangan sampai ada kegaduhan," papar Nasir seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Mahasiswa Usakti, Rektorat Usakti, Yayasan Trisakti, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiarto di Gedung Presma Usakti, Jakarta, Rabu (23/8).

Menristekdikti menegaskan proses belajar mengajar juga akan tetap berlangsung seperti biasa. "Kami dengan para mahasiswa, rektorat dan rektor ingin selesaikan bersama karena ini adalah aset negara yang dipakai Usakti. Mahasiswa dan dosen jangan dikorbankan agar proses pembelajaran tetap berjalan," tegasnya.

Terkait penolakan rektor baru Usakti oleh Yayasan Trisakti, Nasir menyatakan rektor dibentuk oleh badan penyelenggara atau yayasan, bukan Kemenristekdikti. "Jadi forum dialog nanti untuk menyelesaikan semuanya," cetusnya.

Staf Ahli Rektorat Usakti Suyanto Sidik menegaskan, pihaknya telah melaporkan kekisruhan ini kepada Presiden. Dikatakan, berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yakni Putusan Kasasi Nomor: 435/KTUN/2015 tertanggal 30 September 2015 Yayasan Trisakti tidak memiliki hubungan hukum dengan Usakti.

Sementara itu, Presma Usakti Abdul Kadir menegaskan forum dialog yang akan digelar Menristekdikti harus melibatkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan HAM, dan Komisi X DPR.

Menurutnya, mahasiswa akan menduduki Rektorat Usakti hingga konflik kasus Usakti tersebut berakhir. "Kami menolak mekanisme pemilihan rektor baru Usakti oleh yayasan tanpa mekanisme demokrasi yang sesuai" tegasnya.

Namun begitu, lanjut Abdul, mahasiswa Usakti ingin agar kasus konflik yayasan dan rektorat cepat berakhir. "Jika tuntas, pendudukan rektorat akan kami akhiri," tegasnya.

Presma Usakti juga sangat menyesalkan upaya pendudukan kampus oleh preman-preman yang berhasil digagalkan kepolisian pada Rabu pagi tersebut. "Dalam dialog tadi, pimpinan Yayasan Trisakti mengakui mereka yang mengirim preman masuk kampus Usakti," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya