Tayangan Televisi Indonesia masih Sarat Ketimpangan Sosial

Putri Rosmalia Octaviyani
23/8/2016 18:20
Tayangan Televisi Indonesia masih Sarat Ketimpangan Sosial
(MI/PANCA SYURKANI)

UNTUK pertama kali pada 2016 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merilis hasil survei indeks kualitas program televisi Indonesia. Dalam survei yang membagi program menjadi 9 jenis dari seluruh saluran TV Indonesia tersebut diketahui, ketimpangan sosial masih menjadi poin utama yang membuat rendahnya angka standar kualitas program. Setidaknya 5 dari 9 program memiliki angka yang rendah dalam menunjukkan empati dan unsur ketimpangan sosial.

"Memang kalau dilihat dari hasil yang didapat kurangnya empati sosial dalam tayangan masih merupakan hal yang paling banyak terdapat dalam program-program TV," ungkap Kepala Bidang Penelitian Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Endang P dalam pemaparan hasil survei KPI Periode 1 2016, di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Selasa (23/8).

Kelima program yang mengandung kepekaan dan empati sosial rendah tersebut ialah sinetron, variety show, religi, komedi, dan program anak-anak. Komedi dan variety show menjadi program dengan angka terendah dalam hal tersebut, yakni masing-masing 3,25 dan 3,16 dari skala skor 1-5.

Selain lima program tersebut, program lain yang juga masuk kategori KPI ialah berita, talkshow, infotainment, dan wisata budaya. Seluruhnya dinilai berdasarkan minimal 8 kriteria penilaian yang disesuaikan dengan relevansi acara.

"Kalau dilihat dari angka minimal kelayakan kualitas KPI, yakni 4,0, wisata budaya menjadi satu-satunya program yang memiliki kelayakan angka, yakni 4,10. Sebaliknya, infotainment masih menjadi yang terendah dengan angka 2,89," ungkap Endang.

Sementara, selebihnya atau 8 program lain masih memiliki angka di bawah standar kualitas baik 4,0. Secara keseluruhan survei yang dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden di 12 kota tersebut mendapatkan angka rata-rata seluruh program sebesar 3,56.

Dengan demikian dapat disimpulkan indeks kualitas program siaran secara keseluruhan di Indonesia masih di bawah standar KPI.

Ketua KPI Yuliandre Darwis mengatakan, survei yang dilakukan dengan menggandeng 12 perguruan tinggi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan tahun lalu, yakni kualitatif dan kuantitatif. Hasil survei selanjutnya akan disampaikan pada seluruh stakeholder penyiaran dan diharapkan dapat menjadi masukan dan dorongan untuk melakukan peningkatan program siaran.

"Kami ingin agar dapat lebih terjalin kerja sama dan keterlibatan media-medianya agar survei ini dapat berguna secara maksimal," ungkap Yuliandre.

Dikatakannya, upaya peningkatan kualitas siaran diharapkan akan berpengaruh langsung pada masyarakat di seluruh Indonesia. Karena seperti pada survei 2015, KPI mencatat sebesar sekitar 58% penonton TV Indonesia secara pasti menjadi penikmat tayangan-tayangan dengan indeks kualitas terendah seperti sinetron dan infotainment. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya