Melirik Energi Terbaru

MI
21/8/2016 11:39
Melirik Energi Terbaru
(MI/Thalatie K Yani)

BELUM meratanya listrik di Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat pemprov bertindak untuk mencari energi baru terbarukan (EBT). Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT Boni Marisin mengatakan tindak lanjut pemerataan listrik di NTT sudah dilakukan sejak lama dalam bentuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), listrik tenaga panas bumi (PLTPB), pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), dan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL). "Saat ini sedang dilakukan survei kecepatan arus laut di Selat Gonzalu di Flores Timur dan sejumlah perairan untuk pembangunan pembangkit," kata Boni ketika dihubungi di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/8).

Kecepatan arus di selat itu pernah disurvei Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) antara 3,8-4,5 meter per detik. Bahkan pada saat tertentu, kecepatan arus mencapai tujuh meter per detik yang diprediksi akan menghasilkan energi listrik 300 megawatt.

Selain itu, pembangunan PLTPB Ulumbu di Kabupaten Manggarai dan Mataloko di Kabupaten Ngada. Dua pembangkit ini telah beroperasi, termasuk PLTS di Kabupaten Kupang.

Pada anggaran 2017, pemerintah dijadwalkan membangun empat PLTS di Pulau Rote dan tiga pembangkit lagi di Pulau Alor. Menurutnya, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT menjadi prioritas utama mengingat potensinya yang besar di NTT.

Seperti di Pulau Sumba, pemerintah bersama PT PLN sedang menjalankan program sebagai pulau ikonik EBT guna menghapus ketergantungan terhadap bahan baku fosil. Sesuai data PLN Wilayah NTT, selama lebih dari 10 tahun sudah dibangun 23 pembangkit EBT meliputi pembangkit mikrohidro, pembangkit tenaga bayu, dan pembangkit tenaga surya. Bila semua beroperasi menghasilkan daya listrik sebesar 11.815 Kw atau lebih besar dari beban puncak di Sumba saat ini 10.884 Kw.

Di Pulau Timor, secara perlahan PLN mengalihkan pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) setelah beroperasinya PLTU Bolok di Kabupaten Kupang berkapasitas 2x16,5 Mw dan PLTU IPP Bolok 2x15 Mw.

PLTU berlokasi di ujung selatan Pulau Timor ini dihubungkan dengan SUTT 70 Kv agar bisa terhubung ke PLTU Atapupu di Kabupate Belu berkapasitas 4x6 Mw. Selain itu, PLN juga dijadwalkan membangun PLTU Timor 1 berkapasitas 2x25 Mw pada tahun anggaran 2018/2019, dan PLTU Timor 2 berkapasitas 25 Mw pada 2022.

Untuk Lembata, pemda setempat bekerja sama dengan PT PLN (persero) dan ESDM memperluas jaringan listrik sehingga seluruh Lembata bisa mendapatkan listrik pada 2018. "Setelah pihak ESDM memasang jaringan ber-SNI, akan diperiksa kelaikannya tim teknis PT PLN. Setelah itu, dilaukan interkoneksi. Tahun ini pembangunan jaringan listrik dibangun menuju ke wilayah Kecamatan Atadei," ujar Kepala Dinas ESDM Markus Labi Waleng, Rabu (27/7).

Setelah PLN melakukan interkoneksi jaringan yang dibangun Pemkab Lembata dengan listrik milik PLN untuk selanjutnya dikelola pihak PLN dan hidup 24 jam. "Awal bulan Agustus peresmian interkoneksi di wilayah Kecamatan Buyasuri, Omesuri dan Lamalera yang akan diinterkoneksi ke Lela Ata dan Posiwatu," ujar Waleng.

Tahun depan, pemda akan membangun pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) berkapasitas 10 megawatt. "Tim survei sudah selesai melakukan survei untuk lokasi bangunan," ujar Waleng. (PO/PT/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya