Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SUDAH 27 tahun Josaphat Tetuko Sri Sumantyo berkarier di sebuah perusahaan di Jepang sebagai perencana sekaligus pengembang synthetic aperture radar untuk microsatellite, pesawat, dan pesawat nirawak.
Jos bisa bekerja sebagai pegawai negeri di ‘Negeri Matahari Terbit’ berkat keahlian yang dimilikinya. Di dunia orang yang berprofesi seperti Jos bisa dihitung dengan jari. Tahun lalu Jos mencatat 23 kali perjalanan dinas ke luar negeri.
Jos yang bergelar profesor itu pernah ditawari untuk menjadi warga negara Jepang oleh pemerintah setempat. Bahkan tawaran serupa pun datang dari negara lain, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Israel. Namun, Jos memilih tetap menyandang status WNI yang piawai membuat radar untuk dunia ketimbang menjadi warga negara asing dengan pencapaian serupa.
“Saya mendapat banyak akses ke dunia dan keleluasaan riset. Ini yang harus dibenahi pemerintah agar diaspora mau kembali ke Indonesia,” kata pria yang mengampu tujuh pelajaran untuk strata satu hingga strata tiga di Chiba University, Jepang, Jumat (19/8).
Kini Jos tengah membimbing 10 peneliti Indonesia dalam pengembangan radar. Dia senang bisa membagi ilmu kepada mahasiswa Indonesia yang dibimbingnya di Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory di Jepang.
“Penelitian itu ibarat otak dan jantungnya negara agar dapat maju dan meningkatkan kehidupan,” ujar Jos.
Seperti halnya Jos, Maulana Murdan juga sudah dua dekade lebih menetap di mancanegara dengan profesi sebagai arsitek. Tepatnya di San Francisco, AS.
Bedanya, Maulana kerap pulang ke Indonesia untuk menggarap desain beberapa bangunan di Jakarta. “Alhamdulillah sejak rutin pulang, saya membangun kembali network di Indonesia, mencoba mencari kesempatan untuk berperan dalam dinamika arsitektur di Indonesia.”
Kini Maulana bersama rekan-rekannya telah menyelesaikan rancangan sejumlah bangunan seperti The Hundred Mega Kuningan, Darmawangsa Apartment & Hotel, Senopati Apartment, Arthaloka Tower, dan Pantai Mutiara Masterplan. “Ikut menyumbangkan pikiran bagi Indonesia itu merupakan pencapaian besar. Saya mungkin kembali.”
Keinginan Jos menyumbangkan gagasan bagi kemajuan Indonesia juga diakui oleh Deden Rukmana, Associate Professor and Coordinator Urban Studies and Planning, Savannah State University, AS.
“Dunia sudah terkoneksi. Globalisasi membuat seseorang butuh ruang lebih besar untuk berkarya. Diaspora ingin bisa kembali ke Tanah Air. Namun, kami butuh akses dan dukungan untuk penelitian serta pengembangan bisnis,” ungkap Deden yang menjadi diaspora sejak 2000.
Lain lagi yang dilakukan Ida Wenefrida Utomo, profesor bioteknologi di Louisiana State University. Bersama dengan Tim Akademisi Diaspora AS, perempuan kelahiran Yogyakarta yang menetap di AS sejak 1989 itu berupaya memajukan pendidikan di Papua karena terdorong rasa cintanya pada Tanah Air.
“Kami akan mempercepat kemajuan Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua,” tutur Ida.
Ida belum berencana kembali ke Indonesia. “Kondisi akademik dan riset di luar negeri sangat kompetitif. Indonesia masih kurang menghargai peran ilmuwan.” (Rio/Pro/Mut/Try/Her/X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved