Lebih Menarik dengan Pameran

Aya
19/8/2016 05:55
Lebih Menarik dengan Pameran
(MI/RAMDANI)

JIKA bergeser ke selatan dari Museum Gedung Joang 45, ada Museum Kebangkitan Nasional, yang terletak di Jalan Abdul Rachman Saleh No 26, Senen, Jakarta Pusat.

Paduan cat putih dan abu-abu menambah nuansa era 1850-an, saat bangunan tersebut digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen/STOVIA).

Kini, bangunan yang juga menjadi monumen tempat lahir organsasi Boedi Oetomo itu beralih fungsi menjadi museum.

Tidak banyak museum yang mampu menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

Lain halnya dengan Museum Kebangkitan Nasional, pengelola di sana gencar mengadakan pameran.

Tujuannya, menarik minat masyarakat berkunjung ke sana.

Seperti pameran Kisah Wakil Rakyat 80 Tahun Petisi Soetardjo, yang digelar 21 Juli-21 Agustus 2016, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Ini merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat. Dengan begitu, akan lebih banyak masyarakat yang datang. Kami juga lakukan sosialisasi ke komunitas sejarah melalui media sosial, alhamdulillah upaya tersebut membuahkan hasil positif," kata Nur Khozin, edukator Museum Kebangkitan Nasional, kepada Media Indonesia, kemarin.

Dalam setahun, jelas Nur Khozin, ada dua pameran yang rutin digelar di Museum Kebangkitan Nasional.

Mei lalu, diadakan pameran bertajuk Sisi Lain Kartini.

Dengan begitu, masyarakat lebih mengenal Museum Kebangkitan Nasional.

Pada 2015, jumlah pengunjung yang datang ke Museum Kebangkitan Nasional mencapai 25.955 orang.

Jumlah tersebut melampaui jumlah yang ditargetkan sebanyak 15.000 pengunjung.

Melihat animo masyarakat yang kian naik, tahun ini Museum Kebangkitan Nasional menargetkan pengunjung 30.000 orang.

"Grafiknya memang meningkat. Tahun lalu, ada peningkatan sekitar 10% dari target 15.000 pengunjung menjadi 25.955 pengunjung," katanya.

Museum Kebangkitan Nasional terbagi menjadi beberapa ruangan, seperti ruang asrama, ruang anatomi, ruang memorial Boedi Oetomo, Ruang STOVIA I-IV, ruang sebelum pergerakan, ruang awal kesadaran nasional, dan ruang pergerakan nasional.

Museum juga dilengkapi dengan bioskop mini yang diperuntukan pengunjung rombongan. (Aya/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya