Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
HINGGA saat ini, Indonesia masih menjadi negara urutan pertama terbanyak produsen dari penangkapan hiu, yakni hampir 13% tangkapan di dunia dilakukan di Indonesia.
Tingginya permintaan atau konsumsi terhadap sirip hiu menjadi faktor utama pemicu pemburuan hiu, terutama dengan metode shark finning.
Founder & Campaign Director Save Sharks Riyanni Djangkaru mengatakan permintaan terbesar sirip hiu bukan berasal dari dalam negeri, melainkan untuk diekspor.
Hal itu serupa dengan apa yang dinyatakan Ocean Campaigner Greenpeace Sumardi Ariansyah, bahwa masyarakat pada umumnya perlu menghentikan konsumsi sirip hiu dan mengampanyekan isu penyelamatan hiu karena hiu memiliki peranan sangat vital pada ekosistem laut.
"Tim Greenpeace telah turun ke lapangan untuk mencari data terkait dengan penangkapan hiu yang diketahui bersama penangkapan hiu terbanyak adalah hiu karang," ungkapnya saat ditemui, Jakarta, kemarin.
Hiu karang, lanjutnya, telah menjadi masalah global saat ini karena ancaman dari hampir punahnya jenis hiu karang.
Umumnya penangkapan hiu dilakukan dari mulai Samudra Hindia hingga ke Pasifik.
Namun, Tanjung Pinang merupakan wilayah yang paling banyak diketahui masyarakat.
Sebagai ibu kota, Jakarta menjadi fokus untuk menggaungkan kampanye penyelamatan hiu ini.
Namun, pihak Greenpeace pun turut mengedukasi nelayan terhadap peranan hiu di laut.
"Menginformasikan alat tangkap yang berkelanjutan kepada nelayan, artinya penangkapan hiu di Indonesia sendiri 70% adalah tangkapan sampingan bukan target," imbuhnya.
Saat ini, ungkapnya, Greenpeace mendorong untuk melakukan penangkapan secara pancing luar dan pole and line.
Senada dengan temuan tersebut, lembaga pangan dunia mencatat enam dekade terakhir tingkat eksploitasi hiu meningkat tajam.
Pada 1950 tidak kurang dari 273 ribu ton ditangkap, kemudian pada 2012 eksploitasi meningkat menjadi 765 ribu ton.
Ini berarti tingkat eksploitasi mencapai lebih dari 589 ribu ton per tahun. (Mlt/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved