Kembangkan Potensi Pemuda lewat Program Unggulan

Arv
16/8/2016 09:45
Kembangkan Potensi Pemuda lewat Program Unggulan
(ANTARA/M RISYAL HIDAYAT)

MEMASUKI tahun kedua pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menyiapkan 13 program unggulan sebagai program kerja 2016. Adapun tujuannya ialah untuk meningkatkan daya saing dan kualitas pemuda Indonesia, khususnya dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyebutkan, program-program unggulan itu yakni, Pemuda Relawan Antisipasi Bencana Alam, Kota Layak Pemuda, Pemuda Tani, Pemuda Maritim, Pemuda Pelopor, Pemuda Kreatif, Sarjana Penggerak Pedesaan, Pemimpin Muda, Wirausaha Muda, Pemuda Relawan Anti Narkoba, Pusat Pelatihan Pemuda, Pemuda Cinta Damai Lintas Agama, dan Bank Musik. Ketika ditemui Media Indonesia di kediamannya, di Komplek Kementerian Jalan Widya Chandra, Jakarta, Sabtu (13/8) Imam menjelaskan, 13 program tersebut merupakan wahana dan fasilitas anak muda untuk tampil sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Ia mencontohkan beberapa program, seperti program Pemuda Relawan Anti Narkoba. Program tersebut dicanangkan sebab pihaknya melihat Indonesia tengah mengalami darurat narkoba. Melalui program ini, nantinya para pemuda akan dijadikan kader
antinarkoba, berperan aktif berada di garda terdepan untuk melawan narkoba.

“Kami fasilitasi, kami latih mereka, kami beri edukasi bahwa ini <i>lo<p> sindikasi narkoba, dan seterusnya, sampai ke efeknya narkoba seperti apa,” terang Imam, Sabtu (13/8).

Sasaran program adalah 39.000 pemuda di 1.500 desa, dengan mengambil sampel untuk pilot project di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Dengan begitu, program ini diharapkan bisa mereduksi minat dari pemuda terhadap penyalahgunaan narkoba dan menjadikan pola hidup sehat tanpa narkoba. Bantu aparat hukum agar narkoba tidak menjadi momok dan penyakit yang akan menghabisi
potensi anak muda Indonesia,” ujarnya.

Contoh program lainnya adalah Pemuda Kreatif. Imam mengatakan, ia melihat dengan adanya bonus demografi yang dimiliki
Indonesia, potensi kreativitas pemudanya bisa dijadikan modal untuk meningkatkan usaha, membangkitkan ekonomi, dan menyejahterakan masyarakat.

Kemenpora telah berkomitmen mencetak 14 ribu pemuda kreatif yang bergerak di berbagai bidang di antaranya musik, kuliner, seni dan juga gerakan Move On Project.

Menurut Imam, akar Indonesia yang kuat, Bhinneka Tunggal Ika dan sejarahnya, kebudayaan dan kesenian Indonesia sangat beragam. Semua itu bisa dijadikan modal untuk melestarikan nilai-nilai lebih dari Indonesia.

“Tugas kita adalah bagaimana menjadikan hal-hal yang sifatnya kedaerahan atau budaya lokal menjadi brand nasional,” tandasnya.

Ia memberi contoh seperti gerakan poco-poco asal Manado. Menpora mengungkapkan, sejumlah pemuda mengajak kerja sama dengan Kemenpora untuk melestarikan gerakan tersebut menjadi tarian khas Indonesia. “Ini suatu bentuk kreativitas yang patut diapresiasi,” ujar Menpora.


Tingkatkan daya saing

Menurut Menpora, hampir sebagian besar program tersebut terealisasi. Hanya tiga program yang belum bisa diwujudkan, yakni Pemuda Tani, Pemuda Maritim, dan Bank Musik. Penyebab terhambatnya realisasi adalah masalah anggaran.

Ia memberi contoh program Wirausaha Muda. Diakuinya Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha lantaran mereka masih berorientasi untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Melalui Program ini, Kemenpora menargetkan 500 pemuda dengan 500 usaha rintisan, dan telah mempersiapkan sentra kewirausahaan di daerah. Namun, program itu tidak berjalan mulus akibat minimnya dana. Kendati begitu, lanjut Imam, minimnya anggaran tidak boleh sertamerta dijadikan alasan agar program-programnya tidak berjalan. Ia mesti melihat hal tersebut bukan hambatan, melainkan tantangan untuk bagaimana meningkatkan daya saing pemuda Indonesia dengan anggaran yang
efisien.

Caranya, lanjut Imam, bisa dengan mempersempit cakupan skala jangkauan. Semisal, tadinya ingin dilakukan di 10 daerah, dikurangi jadi lima daerah, dan lebih memanfaatkan jalur komunikasi dengan dinas-dinas kedaerahan untuk menyebarluaskan program.

“Yang penting, tidak hanya kuantitas pemuda Indonesia saja yang bertambah, tapi juga diiringi dengan kualitas yang mumpuni agar ke depannya generasi muda dapat membawa hal-hal positif bagi Indonesia,” tandas Imam. (Arv/S-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya